1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Putin Menang Putaran Pertama

4 Maret 2012

Perdana Menteri Rusia, Vladimir Putin sudah diperkirakan akan menang pemilu presiden. Hasil penghitungan suara selama ini membenarkan dugaan itu.

https://p.dw.com/p/14Ern
People take part in a rally in support of Russia's current Prime Minister and presidential candidate Vladimir Putin in Manezhnaya Square near the Kremlin in central Moscow March 4, 2012. Vladimir Putin won a resounding victory in Russia's presidential election on Sunday, exit polls showed, securing a new six-year term in the Kremlin and a mandate to deal with opposition protests after a vote that opponents said was marred by fraud. REUTERS/Denis Sinyakov (RUSSIA - Tags: POLITICS ELECTIONS)
Demonstrasi pendukung Putin di dekat Kremlin pada hari pemilu presiden (04/03).Foto: Reuters

Tidak ada kejutan dalam pemilu presiden Rusia yang diadakan Minggu (04/03). Perdana Menteri Vladimir Putin yang menjadi calon favorit mendapat 60% suara. Demikian tren awal dalam pemilu. Dengan demikian ia akan menjadi presiden untuk ketiga kalinya.

Pemberian suara disertai sejumlah besar tuduhan manipulasi. Kelompok pengamat pemilu Rusia menyatakan terjadinya lebih dari 2.000 kecurangan, menjelang penutupan tempat pemberian suara (TPS) di Rusia barat, pukul 18 waktu setempat. Dua televisi milik negara, Kanal 1 dan Rossija menyebut, Putin sudah mendapat 58 ddan 59% suara. Hasil penghitungan resmi dari bagian timur negara raksasa itu nampaknya sudah membuktikan kebenaran tren tersebut. Menurut keterangan komisi pemilu, di bagian Rusia yang masuk Asia, Putin mendapat 62%.

Menurut jajak pendapat sebelum pemilu, Putin akan mendapat 60% suara. Putin sendiri mengatakan pekan lalu, ia yakin hasil pengumpulan suara akan sebaik itu, walaupun sejumlah gerakan protes besar terjadi di Rusia. Penantangnya dari kubu komunis, Gennadi Sjuganov, menurut jajak pendapat akan memperoleh 18%. Sementara tiga calon lainnya, Vladimir Shirinovski, Sergej Mironov dan Michail Prochorov tidak berhasil mengumpulkan suara lebih dari 10%.

A screen displays portraits of the candidates and shows the preliminary results of the presidential elections at the Central Election Commission headquarters in Moscow March 4, 2012. Vladimir Putin won a resounding victory in Russia's presidential election on Sunday, exit polls showed, securing a new six-year term in the Kremlin and a mandate to deal with opposition protests after a vote that opponents said was marred by fraud. REUTERS/Sergei Karpukhin (RUSSIA - Tags: POLITICS ELECTIONS)
Layar yang menunjukkan foto dan nama calon serta jumlah suara sementara yang diperoleh (04/03).Foto: Reuters

Pemberian Suara Beberapa Kali

Pengamat independen mengatakan, Minggu (04/03) warga yang berhak memberikan suara diangkut dengan bus dari satu TPS ke TPS berikutnya, sehingga mereka dapat memberikan suara beberapa kali. Pemberian suara beberapa kali terjadi di Moskow, Novosibirsk dan kota Barnaul di Siberia. Demikian keterangan kepala kelompok pengamat Golos, Lilia Shibanova. "Kami tentu sudah menduga itu akan terjadi, tetapi tidak sampai separa ini," demikian ditulis pimpinan oposisi dan blogger Alexej Navalni lewat Twitter. "Ini pasti bukan pemilu yang jujur. Tetapi kita tidak boleh menyerah," demikian Michail Gorbatshow, Presiden terakhir Uni Sovyet, ketika memberikan suaranya. Komentarnya terhadap Putin kian kritis.

Michail Kasjano, yang pernah menjadi perdana menteri ketika Putin menjadi presiden, dan kini berpindah ke kubu oposisi, mengatakan, "Pemilu ini tidak bebas. Kami tidak akan mengakui legitimasi presiden." Pemimpin oposisi Boris Nemzov berujar, "Ini bukan pemilu, ini hanya imitasi."

Di lebih dari 90.000 TPS ditempatkan Webcam. Tetapi sejumlah laporan masuk tentang webcam yang tidak berfungsi dan daftar pemberi suara yang meragukan. Webcam ditempatkan di TPS sejak pemilu parlemen yang dipertikaikan Desember lalu. Aktivis kemudian juga mengorganisir pelatihan bagi puluhan ribu warga Rusia untuk menjadi pengamat. Organisasi bagi Keamanan dan Kerjasama Eropa (OSCE) juga mengirim pengamat.

Dari tahun 2000 hingga 2008 Putin sudah menjadi presiden. Menurut konstitusi ia tidak dapat langsung menjadi presiden untuk masa jabatan ketiga. Oleh sebab itu ia menukar jabatan menjadi perdana menteri, dan menjadikan pengikutnya, Dmitry Medvedev, presiden. Jika terpilih sebagai presiden, Putin akan menjadi presiden pertama Rusia, yang menjabat enam tahun.

dpa/afp/Marjory Linardy