1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Dunia Soroti Cerobong Asap Vatikan

Christa Saloh-Foerster (dpa,afp,epd,kna,rtr)12 Maret 2013

Pemilihan Paus dimulai dalam beberapa jam. 115 Kardinal yang berhak memberikan suara, berkumpul di Kapel Sistina dalam Konklaf. Pengamat memperkirakan, sekitar setengah lusin Kardinal dianggap berpotensi terpilih.

https://p.dw.com/p/17vKE
Foto: Getty Images

Pemilihan pemimpin tertinggi Gereja Katolik yang diperkirakan akan berlangsung berhari-hari itu dimulai Selasa sore (12/3) dengan prosesi Kardinal berjubah warna lembayung yang bergerak memasuki Kapel Sistina di Roma. Pemilihan akan terus berlanjut hingga mencapai mayoritas dua pertiga bagi seorang kandidat. Ini berarti 77 suara yang diperlukan. Dari Eropa saja terdapat 60 pemberi suara. Dengan begitu hampir mencapai mayoritas. Konklaf ini dilaksanakan secara sangat rahasia. Para Kardinal dilarang keras melakukan kontak ke luar.

Untuk hari pertama dijadwalkan hanya satu putaran pemilihan yang direncanakan akan digelar jam 17:00 waktu setempat. Namun jurubicara Vatikan, Federico Lombardi memperkirakan bahwa para Kardinal belum menentukan kandidatnya pada hari pertama Konklaf. Pemilihan putaran pertama terutama dianggap sebagai ujicoba bagi kandidat yang dibidik.

Konklave-Vorbereitungen Schornstein für Papstwahl montiert
Persiapan cerobong asap VatikanFoto: Getty Images

Peran Cerobong Asap

Mulai hari Rabu (13/3)para Kardinal akan melaksanakan voting masing-masing dua kali, pada pagi dan sore. Putaran kedua langsung dilaksanakan, bila putaran sebelumnya gagal. Sesudah putaran kedua yang gagal, kertas-kertas suara dibakar bersama tinta yang menimbulkan asap gelap. Asap diperkirakan akan terlihat keluar dari cerobong sekitar jam 12:00 dan 19:00, ujar Lombardi. Bila voting berhasil, kertas-kertas suara segera dibakar bersama tinta yang menimbulkan asap putih. Jadi sebelum pengumuman resmi terpilihnya seorang Paus baru, asap putih yang keluar dari cerobong khusus sudah memberikan pertanda bahwa Konklaf berhasil menentukan kandidatnya.

Kandidat yang berpotensi

Para pengamat memperkirakan, Konklaf akan berlangsung singkat, meskipun hingga saat ini tidak ada favorit yang paling menonjol bagi Tahta Suci di Vatikan. Yang dianggap memiliki potensi besar adalah Uskup Agung Milano, Angelo Scola dan Uskup Agung Sao Paolo yang berdarah Jerman, Odilo Pedro Scherer. Kardinal Brasil ini diperkirakan dapat mengandalkan suara dari kardinal-kardinal Amerika Latin dan fraksi Eropa yang jumlahnya relatif besar.

Menurut media Italia, selain Scola dan Scherer, Kardinal Canada, Marc Ouellet juga punya peluang baik. Uskup Agung New York dan Boston, Timothy Dolan dan Sean O'Malley juga dianggap berpotensi besar. Seandainya mayoritas jelas tidak tercapai pada putaran-putaran pertama, peluang bagi kandidat kejutan juga ada, misalnya Kardinal Filipina, Luis Tagle yang berusia 55 tahun.

Konklave-Vorbereitungen Schornstein für Papstwahl montiert
Persiapan untuk pembakaran kertas suara di Kapel SistinaFoto: picture-alliance/dpa

Pembicaraan berbagai isu

Senin lalu (11/3) para Kardinal mengakhiri pertemuan pra-Konklaf yang berlangsung selama hampir seminggu di Vatikan. Dalam perdebatan yang ramai dibicarakan berbagai krisis terakhir yang melanda Gereja Katolik. Reformasi Gereja Katolik, situasi keuangan Tahta Suci serta masalah "Vatileaks" terkait pencurian dokumen dan intrik-intrik di Vatikan juga merupakan fokus pembicaraan pra-Konklaf.

CSF/HP(dpa, afp, epd, kna, rtr)