1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Dua Pembangkang Iran Terima Penghargaan Sakharov

26 Oktober 2012

Penghargaan Uni Eropa untuk kebebasan dan hak asasi manusia tahun ini, diberikan kepada dua pembangkang asal Iran.

https://p.dw.com/p/16XgL
Foto: Arash Ashourinia/AFP/Getty Images / picture-alliance/dpa

Pembela hak asasi manusia Nasrin Sotoudeh, 49 tahun dan sutradara film Jafar Panahi, 52 tahun menjadi pemenang penghargaan Sakharov atas keberanian mereka membela diri sendiri dan hak dasar kebebasan orang lain.

Penghargaan yang namanya diambil dari pembangkang sekaligus ilmuwan Soviet, Andrei Sakharov itu diberikan secara rutin setiap tahun oleh Parlemen Eropa sejak 1988. Penerima pengargaan pertama adalah Nelson Mandela dan penulis pembangkang asal Rusia Anatoly Marchenko. Grup punk Pussy Riot masuk dalam nominasi tahun ini.

Represi Kebebasan di Iran

“Penghargaan ini, adalah sebuah pesan solidaritas dan pengakuan kepada seorang perempuan dan laki-laki yang tidak pernah tunduk pada ketakutan dan intimidasi serta telah memutuskan untuk menempatkan negara lebih penting daripada nasib mereka,” kata Presiden Parlemen Eropa Martin Schulz saat mengumumkan kedua nama pemenang.

Marietje Schaake, seorang anggota parlemen dari Partai Liberal Belanda yang menominasikan Sotoudeh, mengatakan bahwa para penerima penghargaan ini seharusnya bisa menarik perhatian dunia atas tindakan represif yang dilakukan pemerintah Iran atas para aktivis hak asasi manusia.

“Para pemenang ini adalah symbol nyata dari perjuangan panjang yang dihadapi rakyat Iran setiap hari. Represi sistematik, penggunaan kekerasan dan sensor telah dirasakan semua lapisan masyarakat,” kata dia.

“Penghargaan ini adalah dukungan bagi semua orang Iran yang telah membayar mahal atas perjuangan mereka atas kebebasan, keadilan dan martabat.”

Sotoudeh ditangkap pada September 2010 atas tuduhan menyebarkan propaganda dan bersekongkol untuk membahayakan keamanan negara. Dia kini menjalani hukuman enam tahun penjara di sel isolasi.

Dia pernah membela para jurnalis dan aktivis hak asasi manusia termasuk pemenang Nobel perdamaian Shirin Ebadi dan seorang berkebangsaan Belanda Zahra Bahrami, yang dihukum gantung pada Januari 2011 atas tuduhan memperdagangkan obat bius.

Hukum dan Keadilan

“Saya tahu kalian membutuhkan air, makanan, rumah, sebuah keluarga dengan orang tua, cinta, dan mengunjungi ibu,” adalah awal sebuah surat yang ditulis Sotoudeh dari dalam penjara isolasi kepada anak-anaknya, setelah mereka dilarang berkunjung karena Sotoudeh menolak mengenakan jilbab panjang yang menutup seluruh badan dan merupakan pakaian tradisional Iran.

“Namun itu sama banyaknya dengan kebutuhan kalian akan kebebasan, keamanan sosial, penegakan hukum dan keadilan.”

Menurut keterangan International Campaign for Human Rights di Iran, sejak 17 Oktober lalu Sotoudeh telah melakukan aksi mogok makan.

Aksi itu dilakukan sebagai protes atas larangan bepergian yang diberlakukan pemerintah Iran terhadap anak perempuannya serta pembatasan kunjungan keluarganya ke tahanan. Kepada organisasi hak asasi manusia itu, suami Sotoudeh, Reza Khandan mengatakan bahwa istrinya kini sangat kurus dan lemah, ketika dia datang berkunjung pada 21 Oktober lalu. Namun aktivis perempuan pembela hak asasi manusia itu menolak menghentikan aksi mogok dengan menolak makanan dan hanya mau meminum air.

Pelapor khusus PBB mengenai hak asasi manusia di Iran, Ahmed

Shaheed, telah mendesak pemerintah Iran mempertimbangkan untuk membebaskan Sotoudeh.

Sutradara Pembangkang

Sementara itu, Jafar Panahi penerima penghargaan Sakharov lainnya, memulai karir sebagai seorang sineas untuk angkatan bersenjata Iran dan menjadi sutradara pemenang di Venice Film festival tahun 2000 atas filmnya yang berjudul "The Circle".

"Panahi mengabaikan sensor negara untuk membuat film tentang orang biasa yang harus mematuhi aturan agama dan budaya yang diberlakukan oleh negara", demikian kutipan pernyataan panitia penghargaan Sakharov.

Pada tahun 2006, dia membuat film berjudul "Offside", yang menggambarkan sekelompok perempuan muda yang menggunakan pakaian laki-laki untuk menonton sebuah pertandingan sepakbola penyisihan piala dunia.

Pada Desember 2010, Panahi dihukum oleh penguasa di Republik Islam Iran atas tuduhan membuat propaganda anti pemerintah dan dijatuhi tahanan rumah.

Tambahan 20 tahun larangan membuat film tidak menyurutkan tekad Panahi, dan pada tahun 2011 dia membuat film "This Is Not a Film" yang bercerita tentang satu hari dalam kehidupan dirinya sebagai tahanan rumah. Film itu diselundupkan keluar dari Iran lewat sebuah USB stick yang disembunyikan dalam sebuah kue dan film itu sudah diputar di sejumlah tempat di dunia.

Kritikus film Roger Ebert menyebut karya terakhir Panahi itu sebagai sebuah “aksi keberanian yang luar biasa,”. Sutradara Steven Spielberg dan aktris Prancis, Juliette Binoche termasuk diantara tokoh film terkenal yang telah angkat bicara membela Panahi.

AB/AS (Reuters,ap,dpa)