1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Dimensi Sosial di Eropa

Dyan Kostermans12 Februari 2008

Situasi sosial saat ini mulai mengubah optimisme warga Eropa menjadi ketakutan akan Uni Eropa. Dimensi sosial Eropa menjadi bahasan Hans Böckler Stiftung, Friederich Ebert Stiftung dan Serikat Pekerja Jerman di Berlin.

https://p.dw.com/p/D6Tw
The EU flag is seen as an estimated 50,000 people
Demonstrasi di Brussel terhadap deregulasi sektor jasa UEFoto: AP

Globalisasi mempengaruhi situasi aktual Eropa, yang boleh dikatakan ikut membentuk modernisasi Uni Eropa. Globalisasi memaksa Eropa menghadapi tema-tema kritis yang terjadi saat ini. Seperti perkembangan Asia dan perubahan iklim. Sementara masalah migrasi besar-besaran, kriminalitas lewat batas negara dan terorisme belum teratasi. Di samping itu Eropa juga harus tetap terbuka dan memberikan jaminan keamanan dan sosial bagi warganya.

Jika menyangkut masalah kesejahteraan bagi setiap warga, jika menyangkut masalah sistim keamanan dan negara sosial maka hal itu mula-mula terletak pada kompetensi dan tanggung jawab masing-masing negara anggota Uni Eropa, baru kemudian politik di tingkat Uni Eropa. Demikian hasil studi tentang situasi sosial Eropa yang dipaparkan juru bicara Hans Böckler Stiftung, sebuah yayasan serikat pekerja Jerman. Lebih lanjut berdasarkan studi tersebut juru bicara Hans Böckler Stiftung Nikolaus Simon mengatakan

„Strategi Lissabon yang merupakan gambaran sasaran bersama Uni Eropa untuk lebih mampu bersaing, melakukan inovasi, meningkatkan pertumbuhan dan lapangan kerja yang diharapkan menjadi sumber kesejahteraan bagi seluruh warga, hanya dapat berhasil dengan disetujuinya upaya yang dilakukan di tingkat nasional. Baru sesudah itu kerjasama di tingkat nasional dan Uni Eropa. Baru kemudian kerjasama di tingkat nasional dan Uni Eropa.“

Studi kondisi sosial di Eropa itu juga menunjukkan keterkaitan antara ekonomi di tingkat nasional beserta institusinya. Tingginya pajak, pengeluaran untuk kebutuhan umum serta tingkat suku bunga merupakan penentu situasi sosial dan kepuasan warga Uni Eropa terhadap kehidupan sosialnya.

Tantangan apa yang berlaku bagi semua negara Uni Eropa untuk mencapai situasi sosial yang memuaskan bagi warganya? Berdasarkan studi tersebut Nikolaus Simon menyampaikan

„Perkembangan demografi, semakin meningkatnya keragaman etnik dan budaya dan meningkatnya individualisasi di bidang etik dan moral. Selain itu di segala masyarakat yang terbentuk setelah berakhirnya komunisme, tumbuh kesenjangan budaya antara kelompok yang disebut kosmopolitan, yang dapat dilihat sebagai pemenang trend ekonomi sosial budaya saat ini. Dan mereka yang merasa terdesak dengan adanya perubahan ekonomi dan restrukturisasi di bidang industri dan memandang keberadaan tradisional, nilai-nilai dan bentuk kehidupannya terancam sebagai kelompok yang kalah.“

Deutschland Nokia Schliessung in Bochum Demonstration
Anak-anak pegawai Nokia Bochum ikut berdemonstrasiFoto: AP

Dari apa yang terjadi di dunia kerja saja hal itu bisa terlihat. Perluasan Uni Eropa ke Timur membuat semakin bebasnya pergerakan manusia, barang, jasa pelayanan dan modal ke negara-negara anggota baru yang berada di kawasan Timur. Bagi banyak perusahaan biaya produksi di kawasan ini lebih menguntungkan dibanding di negara-negara lama Uni Eropa yang berada di kawasan Barat. Salah satu contohnya pemindahan pabrik Nokia dari Bochum di Jerman ke Rumania. demikian Ingrid Sehrbrock wakil ketua serikat pekerja Jerman, DGB

„Kami tentu saja melihatnya dengan kekhawatiran besar dimana perusahaan berpindah di negara-negara anggota Uni Eropa, dengan membawa dana subsidi. Jika batas jangka waktu jaminan pemberian lapangan kerja di suatu negara yang menjadi syarat pemberian subsidi itu berakhir, mereka kembali mencari tempat baru di negara lainnya dengan kondisi yang lebih menguntungkan. Mereka memindahkan pabrik dan lapangan kerjanya. Hal itu belum dapat dihindari. Tapi kami ingin agar politik subsidi Uni Eropa ditinjau kembali guna menghindari subsidi yang berpindah-pindah seperti itu.“

Pendidikan Cermin Fenomena Sosial di Eropa

Pendidikan adalah salah satu masalah sosial lain di Eropa saat ini, karena pendidikan berkaitan sangat erat dengan situasi pekerjaan. Bernard Thibault sekretaris jenderal dari sebuah kelompok pekerja Perancis

„Pengetahuan bagi masyarakat pada dasarnya adalah mekanisme belajar seumur hidup. Saat ini jurang perkembangan sosial di antara masyarakat semakin besar. Dengan demikian perbedaan peluang untuk berkembang di antara masyarakat juga semakin besar. Peluang kerja semakin terbuka dengan tingkat pendidikan yang tinggi. Namun hanya sejumlah orang yang dapat mengenyam tingkat pendidikan tinggi. Sangat sulit bagi masyarakat dari lapisan sosial lemah memperoleh peluang menempuh pendidikan yang baik. Dalam hal ini dapat dilihat bahwa tingkat sosial sangat besar pengaruhnya terhadap tingkat pendidikan.“

Itulah fenomena sosial di bidang pendidikan yang terjadi di Perancis. Bagaimana halnya dengan Jerman? Sekretaris Serikat Pekerja Jerman, Ingrid Sehrbrock

„Di Jerman kami juga mengalami situasi dimana terdapat hubungan erat antara lapisan sosial mana orang itu berasal dengan kesuksesan pendidikannya. Siapa yang berkualifikasi buruk juga tidak akan memiliki peluang kenaikan karier. Jika seseorang memiliki pendidikan sekolah yang buruk juga memiliki peluang kerja yang buruk, hal itu berkaitan erat. Saya pikir tidak ada perbedaan besar antara Jerman dan Perancis. Sementara di tingkat Eropa sangat berbeda. Ada negara yang memiliki tingkat pendidikan sangat baik, terutama di negara-negara Skandinavia. Terutama dalam pendidikan lanjutan tingkat pesertanya jauh lebih besar daripada di Jerman.“

Pandangan tentang upaya memperbaiki kehidupan sosial di Eropa saat ini tidak seragam. Tidak semua memandang cara yang dicanangkan dalam strategi Lissabon akan membawa perbaikan kehidupan sosial warga Eropa. Sebagian justru memandang globalisasi, liberalisasi dan meningkatnya persaingan cenderung sebagai ancaman tidak sebagai pemicu meningkatnya kesejahteraan dan kepuasan warga di Eropa.