1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Dilema Hisbullah

Mona Nagar1 Oktober 2012

Hisbullah, kekuatan terbesar di Libanon, menghadapi tantangan besar, karena sekutu utamanya, rezim Assad, terancam ambruk. Kini di Libanon mereka berusaha menjaga keseimbangan.

https://p.dw.com/p/16I9C
Hezbollah leader Sheik Hassan Nasrallah, speaks to the crowd in a rare public appearance during a rally to mark the Muslim holy day of Ashoura, in the Hezbollah stronghold of south Beirut, Lebanon, on Tuesday Dec. 6, 2011. Sheik Hassan Nasrallah has rarely been seen in public since his Shiite Muslim group battled Israel in a monthlong war in 2006, fearing Israeli assassination. Since then, he has communicated with his followers and gives news conference mostly via satellite link. Ashoura marks the anniversary of the death in the seventh century of the Prophet Muhammad's grandson Imam Hussein. His death in a battle outside of the Iraqi city of Karbala sealed Islam's historical Sunni-Shiite split, which still bedevils the Middle East. Ashoura is one of the holiest days of the Muslim Shiite calendar. (Foto:Bilal Hussein/AP/dapd)
Foto: AP

Hisbullah mengalami perkembangan pesat. "Partai Tuhan" yang berhaluan Syiah didirikan 30 tahun lalu di bawah bayangan Revolusi Islam di Iran dan menjadi upaya melawan invasi Israel di Libanon. Tujuan mereka adalah perlawanan terhadap Israel dan mendirikan negara Islam di Libanon. Di tahun-tahun berikutnya, Hisbullah mengintegrasikan diri selangkah demi selangkah ke dalam sistem politik Libanon. Tahun 1992 Hisbullah untuk pertama kalinya ikut dalam pemilu parlemen. Namun penegakan hukum Islam di negara itu sekarang sudah dilupakan. Dalam program partai tujuan itu tidak ada lagi.

Warga Libanon Bassam Haidar mencermati perkembangan ini dari dekat. Situasi dalam partai itu sangat berbeda antara pertengahan tahun 80-an dan setelahnya. Sebelumnya partai sangat dipengaruhi fanatisme agama. "Orang tidak boleh merayakan apapun. Mereka bisa saja memasuki rumah tinggal untuk mencegah orang mengadakan perayaan. Minuman beralkohol tidak boleh diminum, juga di rumah," kata Haidar.

Ia memperhatikan, bahwa partai harus menghadapi realita. "Mereka sekarang bersedia menerima, bahwa tidak semua orang bisa dipaksa menerima ideologi itu. Jumlah anggotanya akan sangat sedikit dan mereka tidak akan bisa berkembang," ujar Haidar.

Der syrische Präsident Baschar al-Assad bei der Eröffnungssitzung der Arabischen Liga in Tunis (Archivbild vom 22.04.2005) Außenminister Frank-Walter Steinmeier hat nach einer Hisbollah-freundlichen Rede des syrischen Präsidenten Baschar al-Assad seinen unmittelbar bevorstehenden Besuch in Syrien am Dienstag (15.08.2006) kurzfristig abgesagt. Die Rede Assads sei ein negativer Beitrag, der den gegenwärtigen Herausforderungen und Chancen im Nahen Osten in keiner Weise gerecht werde, begründete Steinmeier die Absage. Syrien könne durch konstruktives Handeln verloren gegangenes Vertrauen der internationalen Gemeinschaft wieder herstellen. Die Rede Assads gehe aber in die entgegen gesetzte Richtung. EPA/MIKE NELSON (Zu dpa 0496) +++(c) dpa - Bildfunk+++
Presiden Suriah Bashar al AssadFoto: picture-alliance/dpa

Penyesuaian dengan Batasan Tertentu

Bassam Haidar sebenarnya berasal dari sebuah desa Syiah di Libanon Selatan, tetapi sejak puluhan tahun lalu tinggal di Dahiye, sebuah kawasan di pinggiran Selatan ibukota Beirut. Ia bukan anggota Hisbullah, tetapi bersimpati dengan gerakan itu. Dalam pemilu, Haidar memberikan suara bagi mereka.

Ia menyukai partai itu karena, menurutnya, mengurus masalah yang tidak mampu ditangani pemerintah Libanon. Haidar yang berusia 47 tahun menggambarkan langkah partai itu, misalnya dengan memerintahkan pembangunan tangki air di Dahiya, karena air yang berasal dari keran tidak dapat diminum.

Namun penyesuaian diri partai itu dengan situasi Libanon juga ada batasnya. Partai itu tetap ibaratnya negara di dalam negara, dan berpegang teguh pada perannya sebagai kekuatan militer. Mereka menolak menyerahkan senjata atau diikutsertakan dalam militer Libanon. Pengertian diri mereka, yaitu sebagai benteng dalam upaya melawan kepentingan Israel dan AS di kawasan itu di dalam koalisi Iran-Suriah, tetap mereka pertahankan.

Kesetiaan Sepenuhnya kepada Assad

Tanpa memperhatikan situasi yang semakin dramatis di Suriah, dan ancaman jatuhnya rezim di Damaskus, Hisbullah tetap menjadi salah satu kekuatan politik yang setia kepada rezim. Bassam Haidar berpendapat, sikap "Partai Tuhan" memang benar.

Bild zum Beitrag: "Hisbollah in der Zwickmühle". Der schiitische Gelehrte Hani Fahs. Copyright: DW/Mona Naggar 22.9.2012 in Beirut
Ulama Syiah Hani FahsFoto: DW

Ia yakin, tidak ada alternatif lain, "Karena jika rezim di Damaskus digulingkan, maka orang-orang yang didukung Amerika Serikat akan mendapat kekuasaan. Mereka menentang kami. Kalau mereka berkuasa, tidak akan ada lagi orang di Libanon yang mendukung perlawanan terhadap Israel."

Tetapi di masyarakat Libanon semakin banyak bermunculan diskusi tentang perubahan sikap Hisbullah. Desas-desus juga semakin meluas, bahwa partai menghadapi dilema besar. Salah seorang pengkritik sikap "Partai Tuhan" yang pro Suriah adalah ulama Syiah, Hani Fahs. Beberapa pekan lalu, pria berusia 66 tahun itu bersama seorang ulama Syiah lainnya mengeluarkan komunike. Ia menuntut solidaritas bagi rakyat Suriah yang ditindas dan mengingatkan warga akan tradisi Syiah untuk mendukung orang yang ditindas.

Pluralitas Syiah

Menurut Fahs, politisi yang memperlakukan rakyat seperti penguasa Suriah tidak boleh didukung lagi, meskipun politisi itu mengatakan mendukung perlawanan terhadap Israel. "Kita tidak boleh menodai upaya pembebasan dan perlawanan dengan korupsi dan penindasan," ditegaskan Hani Fahs.

Geflohene syrische Kinder im Flüchtlingscamp al-el-Za'atari in Jordanien , die von der Organisation "Save the Children" interviewed werden. Manal, 1 jahr Copyright: Save the Children
Seorang anak warga Suriah yang menjadi pengungsi di YordaniaFoto: Save the Children

Ia memperkirakan, sedikitnya sepertiga warga Syiah Libanon akan bersolidaritas dengan rakyat Suriah kapan saja mereka bisa. Sepertiga lainnya akan mengajukan pendapat sama, jika mereka punya ruang gerak lebih luas. "Dalam kelompok masyarakat Syiah banyak pendapat berbeda-beda, dan itu tidak baru lagi."

Walaupun loyal kepada rezim Suriah, Hisbullah tidak bisa sepenuhnya mengabaikan situasi di Libanon. Hisbullah ikut dalam kesepakatan di Libanon, untuk menjaga kestabilan di negara itu, walaupun eskalasi terjadi di negara tetangga dan apapun kepentingan Suriah.

Penangkapan Michel Samaha, seorang mantan menteri yang anggota Hisbullah, Agustus lalu tidak mereka tentang. Samaha diduga merencanakan serangan di Libanon, atas perintah Suriah. Beberapa waktu lalu, gerakan itu juga mengijinkan militer Libanon mengadakan operasi di Dahiye, di daerah kekuasaan mereka. Di daerah itu militer menangkap beberapa orang yang bertanggungjawab atas penculikan beberapa warga Suriah dan membebaskan sebagian korban penculikan.

Isyarat Pragmatisme

"Partai Tuhan" dalam sejarahnya,menunjukkan kemampuan besar untuk berubah. Hani Fahs memperkirakan, Hisbullah akan ikut berpartisipasi dalam perombakan di Suriah.

Hezbollah leader Sheik Hassan Nasrallah, left, speaks to a crowd of tens of thousands of supporters, not shown, during a rally denouncing an anti-Islam film that has provoked a week of unrest in Muslim countries worldwide, in the southern suburb of Beirut, Lebanon, Monday Sept. 17, 2012. Nasrallah who does not usually appear in public for fear of assassination called for Monday's protests in Beirut, saying the U.S. must be held accountable for the film because it was produced in America. Arabic reads, "the messenger of God." (Foto:Hussein Malla/AP/dapd).
Hassan Nasrallah (kiri) ketika menyerukan demonstrasi 17 September 2012Foto: AP

Partai itu pragmatis, karena sudah menunjukkan kamampuan. Fahs mengambil contoh demonstrasi terhadap film berjudul "The Innocence of Muslims", yang diserukan oleh Sekretaris Jenderal Hisbullah Hassan Nasrallah. Tujuan utamanya adalah memamerkan kekuatan sendiri, dan menunjukkan bahwa partai itu berbicara bagi semua orang Muslim.

"Yang positif dalam hal ini, pesan tersebut disampaikan lewat jalan politis. Ketika Sri Paus berkunjung, nada moderat wakil Hisbullah terdengar jelas. Mereka menyatakan dukungan positif bagi dialog di seluruh Libanon."