1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Pemerintah Perancis Diprotes Karena Deportasi Remaja

Christian Ignatzi24 Oktober 2013

Polisi menjemput remaja asal Kosovo Leonarda Dibrani di atas bis sekolah untuk dideportasi. Kasus itu menyulut protes luas di Perancis tentang praktek deportasi.

https://p.dw.com/p/1A53H
Leonarda Dibrani
Leonarda DibraniFoto: Armend Nimani/AFP/Getty Images

Polisi Perancis awal Oktober mendeportasi keluarga Resat Dibrani setelah permohonan suakanya ditolak. Keluarga dengan enam orang anak ini berasal dari Kosovo. Proses deportasi biasanya berjalan lancar dan tidak menjadi sorotan media. Tapi kali ini, kasusnya berkembang lain dan sempat menyulut protes luas.

Ketika polisi menjemput keluarga Dibrani, ternyata anak perempuan mereka, Leonarda yang berusia 15 tahun tidak ada di rumahnya. Dia menginap di rumah teman sekolahnya. Keesokan harinya, ada program sekolah berkunjung ke sebuah pabrik mobil. Polisi akhirnya mengejar bus yang ditumpangi Leonarda dan menangkap dia dihadapan teman-teman sekolahnya. Dengan tangan diborgol, Leonarda digiring ke kantor polisi.

Kisah ini kemudian tersebar luas di kalangan murid sekolah dan akhirnya menyulut protes di berbagai kota di Perancis. Ada sekitar 20 sekolah di Paris yang menggelar aksi turun ke jalan dan meminta agar Leonarda diijinkan kembali ke Perancis untuk melanjutkan sekolahnya. Debat muncul tentang politik suaka dan penanganan pengungsi.

Aksi Polisi Dikecam

Banyak politisi Perancis yang mengecam aksi polisi itu, termasuk pasangan Presiden Francoise Hollande, Valerie Trierweiler. Juga kandidat Partai Sosialis dalam pemilihan walikota Paris, Anne Hidalgo, menuntut agar keluarga Dibrani diijinkan kembali ke Perancis.

Leonarda yang lahir di Italia sudah tinggal selama 4 tahun di Perancis. Dia tidak bisa berbahasa Kosovo. Para pemrotes menilai, deportasi Leonarda menunjukkan betapa buruknya politik suaka di Perancis dan Eropa.

Tapi Menteri Dalam Negeri Perancis Manuel Valls membela tindakan polisi. Keputusan polisi melakukan deportasi sudah benar, kata Valls, yang juga merupakan salah satu politisi paling popular di Perancis.

Permohonan Suaka Ditolak

Permohonan suaka keluarga Dibrani sudah ditolak tahun 2009. Mereka beberapa kali mengajukan peninjauan kembali, tapi tidak diterima. Mereka akhirnya diminta meninggalkan Perancis. Karena tetap menolak, polisi akhirnya melakukan deportasi.

Perancis saat ini sedang mengambil langkah tegas terhadap pendatang ilegal. Banyak yang mengeluh, kedatangan pendatang ilegal dari Rumania dan Bulgaria meningkatkan angka kriminalitas. Polisi membantah tuduhan bahwa mereka hanya menindak tegas pendatang dari etnis Sinti dan Roma.

Setelah kritik meluas, Presiden Perancis Francois Hollande menawarkan kompromi. Ia menyatakan Perancis siap menerima kembali Leonarda agar ia dapat melanjutkan pendidikannya di Perancis. Tapi ijin tinggal hanya akan diberikan kepada Leonarda, tidak kepada seluruh keluarganya.

Dari Kosovo, Leonarda Dibrani menolak tawaran itu. Ia hanya mau kembali ke Perancis bersama-sama dengan keluarganya. Ayah Leonarda juga menolak kebijakan yang memecah belah keluarganya. Kasus Leonarda menyulut debat publik di Perancis tentang kepresidenan Francois Hollande, yang dianggap terlalu lemah untuk memimpin.