1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Dengan Siapa Merkel Akan Memerintah?

Bleiker, Carla24 September 2013

Sekalipun menang, Merkel tidak bisa memerintah sendiri. Ia perlu mitra koalisi. Kemungkinan terbesar adalah membentuk koalisi dengan SPD.

https://p.dw.com/p/19mqn
Foto: Reuters

Kubu konservatif CDU/CSU pimpinan Angela Merkel dan Horst Seehofer meraih kemenangan besar dalam pemilu. Mereka merebut 41,5 persen suara. Tetapi kemenangan besar itu tidak cukup untuk membentuk pemerintahan. Jadi Merkel tetap harus mencari mitra koalisi. CDU/CSU harus menggaet salah satu partai oposisi, yaitu SPD atau Partai Hijau.

Mitra Koalisi Merkel selama ini, FDP, mengalami kekalahan telak dalam pemilu 2013 dan gagal mencapai ambang batas 5 persen. Jadi FDP harus keluar dari parlemen Jerman, Bundestag. Secara matematis, CDU/CSU bisa saja menjalin koalisi dengan Die Linke. Tapi ini secara politis tidak mungkin dilakukan, karena posisi Die Linke yang terlalu kiri dan dianggap tidak realistis.

Sebenarnya, partai-partai oposisi SPD, Partai Hijau dan Die Linke juga bisa membentuk pemerintahan koalisi, kalau mereka bisa sepakat. Namun baik SPD maupun Partai Hijau sejak awal sudah menolak kerjasama dengan Die Linke, yang mereka anggap tidak bisa dipercaya.

Koalisi Besar CDU/CSU dan SPD

Merkel juga bisa mencoba berkoalisi dengan Partai Hijau (Grüne). Di tingkat negara bagian, sudah pernah ada koalisi CDU dan Partai Hijau di Hamburg. Namun koalisi ini hanya bertahan selama dua setengah tahun sampai 2010 dan akhirnya bubar. Di tingkat federal, CDU/CSU belum pernah berkoalisi dengan Partai Hijau.

Jadi kemungkinan terbesar bagi Merkel adalah membentuk koalisi dengan SPD. Koalisi Besar antara CDU dan SPD sudah beberapa kali dilakukan. Tahun 1966, CDU dan SPD pertama kali berkoalisi membentuk pemerintahan. "Koalisi besar tahun 1966 – 1969 berhasil mengatasi resesi ekonomi yang sangat serius dalam sejarah Republik Federal Jerman", kata Everhard Holtmann, pakar politik dari Universitas Halle-Wittenberg kepada Deutsche Welle.

Koalisi Besar Cukup Efektif

Tahun 2005 sampai 2009, Angela Merkel pernah memimpin koalisi besar dengan SPD. Koalisi ini juga cukup berhasil. Pengamat politik Holtmann menjelaskan, "Krisis ekonomi dan keuangan yang melanda Jerman tahun 2008 juga berhasil diatasi. Ini menunjukkan bahwa koalisi besar memang efektiv dan efisien."

Tapi bagi SPD, keberhasilan dalam koalisi besar ternyata tidak menjamin perolehan suara dalam pemilu. Karena dalam pemilu 2009, SPD mengalami kekelahan besar dan hanya mampu meraih 23 persen suara. Ini hasil terburuk SPD dalam sejarah Republik Federal Jerman. Jadi, banyak tokoh SPD sendiri yang kurang setuju dengan koalisi besar. Selain itu, tidak mudah menjelaskan kepada pemilih, mengapa SPD harus berkoalisi dengan CDU. Beberapa tokoh SPD menuntut agar dilakukan pemungutan suara di antara anggota partai, apakah mereka setuju dengan koalisi besar atau tidak.

Tantangan bagi SPD

"Akan sangat, sangat sulit bagi SPD, menjelaskan tentang koalisi besar kepada para anggotanya", kata Klaus Schubert, Profesor Ilmu Politik di Universitas Münster. "Karena setelah koalisi besar yang lalu, SPD cukup menderita. Sebenarnya tidak ada perbedaan besar antara politik CDU dan SPD waktu itu. Tapi dalam pemilu, hasilnya ternyata jauh berbeda." Schubert menerangkan, SPD harus berhati-hati dalam sebuah koalisi besar sehingga mereka tidak tenggelam. Mereka harus lebih menonjolkan profil mereka dan menjadi semacam oposisi dalam pemerintahan.

Menurut pakar politik Everhard Holtmann, sebuah koalisi besar punya potensi menyelesaikan masalah besar. "Kompromi yang dicapai dalam sebuah koalisi besar akan mewakili kepentingan sebagian besar masyarakat," tandasnya. Ini mungkin suatu alasan, mengapa mayoritas pemilih Jerman juga mendukung pembentukan koalisi besar. Menurut suatu jajak pendapat, lebih dari setengah pemilih menginginkan koalisi antara CDU dan SPD.