1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Demokrat Kalah Telak Pemilu Kongres

5 November 2014

Partai Demokrat dari presiden Obama alami kekalahan telak dalam pemilu sela Kongres di AS . Partai Republik yang saat ini jadi oposisi, meraih mayoritas di Senat.

https://p.dw.com/p/1Dh5h
Barack Obama
Foto: picture alliance/AP Photo/C. Kaster

Konsekuensi dari kekalahan dalam pemilu paruh waktu ini, Presiden Barack Obama harus menghadapi lawan yang menguasai mayoritas di kedua kamar di Kongres sepanjang dua tahun sisa masa jabatannya. Dalam istilah politik Amerika, Obama akan menjadi "bebek lumpuh".

Kubu konservatif berdasar penghitungan suara menguasai mayoritas di Senat dengan menyabet 52 dari 100 kursi. Selama ini paratai Demokrat dari Obama yang menguasai mayoritas tipis di Senat. Sementara di dewan perwakilan rakyat partai Republik terwakili dengan 175 dari 243 kursi.

Sekarang kubu Republik bisa memutuskan undang-undang dengan mudah. Bagi Obama, opsi yang tersisa tinggal dekrit presiden atau hak veto. Mustahil mengajukan inisiatif ke Kongres, karena akan langsung dijegal oleh mayoritas suara konservatif.

Sebelumnya, Obama masih berusaha menjalin kompromi dengan para pimpinan Senat dan Dewan Perwakilan. Ia mengundang pertemuan di Gedung Putih, diperkirakan untuk merumuskan haluan pemerintahannya pada masa jabatan yang tersisa.

Kartu kuning bagi Obama

Kubu Republik menilai, kemenangan telak itu sebagai surat peringatan dari rakyat untuk Presiden Obama. "Partai Republik kini punya peluang menyetir haluan negara ke arah yang baik," ujar ketua partai Reince Priebus. Ditambahkannya, Senat dan Dewan Perwakilan siap mendengar keinginan rakyat, dan diharapkan Presiden Obama juga melakukan hal yang sama.

Selain hambatan bagi politik dalam negeri, misalnya terkait reformasi undang-undang kesehatan serta aturan imigrasi, pemerintahan Obama juga akan mengalami tamparan keras dalam poltik luar negerinya. Ruang geraknya akan semakin sempit.

"Dalam perang melawan Islamic State di Suriah dan Irak, haluannya akan makin keras," ujar Julian Zelizer professor sejarah dan politik di Universitas Princeton. Dalam konflik dengan Rusia terkait aneksasi kawasan Ukraina, tuntutan untuk pemasokan senjata ke Kiev juga akan makin kencang. Sanksi terhadap Rusia diduga akan diperketat.

Di sisi lain, hubungan trans-Atlantik diperkirakan akan semakin memburuk. "Partai Republik bukan pendukung hubungan trans-Atlantik dan memandang dengan skeptis mitranya di Eropa," kata Zelizer lebih lanjut.

Sepanjang masa jabatannya, Presiden Obama berusaha memperbaiki hubungan diplomatik ini. Tapi mengalami kegagalan. Dengan menguasai kedua kamar di Kongres, ketegangan yang dulu muncul pada masa jabatan Presiden Bush, dikhawatirkan akan kembali berkobar.

as/yf (dpa afp, rtr)