1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Demokrat Ikut Gerbong Prabowo-Hatta

30 Juni 2014

Partai Demokrat urung bersikap netral setelah mendeklarasikan dukungan terhadap pasangan Prabowo-Hatta. Beberapa kader sudah terlebih dahulu membelot sebelum deklarasi diumumkan.

https://p.dw.com/p/1CSjo
Indonesien Präsidentschaftswahlen Prabowo Subianto
Foto: Reuters

Netralitas Partai Demokrat berakhir menyusul deklarasi dukungan terhadap pasangan Prabowo Subianto dan Hatta Radjasa jelang pemilu kepresidenan.

"DPP Partai Demokrat memutuskan dan menginstruksikan kepada seluruh pimpinan DPD, DPC, PAC seluruh simpatisan termasuk organisasi sayap se-Indonesia agar memberi dukungan penuh dan suara kepada Prabowo-Hatta dalam pilpres," kata Syarief Hasan.

Dengan bergabungnya Demokrat, koalisi Merah Putih yang diusung Prabowo Subianto kini menampung tujuh partai. Selain Gerindra koalisi ini juga diisi oleh Partai Keadilan Sejahtera, Partai Persatuan Pembangunan, Partai Golkar, Partai Amanat Nasional dan Partai Bulan Bintang.

Dukungan Demokrat juga menandai pergeseran konstelasi politik di parlemen. Prabowo sudah mengamankan mayoritas mutlak jika kelak terpilih sebagai Presiden RI ke-7.

Demokrat Terbelah, Lalu Bersatu di Belakang Prabowo

Partai Demokrat sebelumnya menyatakan tidak akan memberikan dukungan kepada salah satu pasangan. Kini partai pimpinan Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono itu mewajibkan semua kadernya untuk mengikuti kebijakan pimpinan pusat.

"Petinggi partai komplit. Di Partai Demokrat struktur mekanismenya jelas, semua dalam satu kontrol di bawah SBY," kata Syarief seperti dilansir Antara.

Beberapa kader Demokrat sempat menyatakan diri mendukung Jokowi-JK. Diantara kader yang membelot adalah Ruhut Sitompul dan Ulil Abshar Abdalla. Pasangan Jokowi-JK juga mendapat dukungan sejumlah tokoh yang mengikuti konvensi partai Demokrat, yakni Anies Baswedan dan Dahlan Iskan yang saat ini menjabat Menteri BUMN.

rzn/hp (rtr,ap,antara)