1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Darknet: Jalur Gelap Internet

Jörg Brunsmann10 Februari 2015

Menyadap data dan mengevaluasinya – sesuatu yang tampaknya mudah bagi dinas rahasia. Apakah dengan begitu penjahat dan teroris tidak lagi dapat memanfaatkan internet? Masih bisa, karena ada “Darknet“.

https://p.dw.com/p/199WA
Foto: Fotolia/Amir Kaljikovic

Para politisi berbicara mengenai “jalan tol informasi” di internet, sementara apa yang disebut “Darknet“ berjalan di jalur yang hampir tidak dapat dideteksi dalam jaringan internet. Untuk menemukan jalur ini bukan saja diperlukan pengetahuan mengenai teknologi internet, namun juga harus terjun mengeksplorasi cara-cara yang ingin ditempuh di jalur ini. Karena dalam Darknet tidak terdapat Google atau mesin pencari lain. Di sana hanya ada semacam katalog, yang bahkan tidak memuat semua halaman yang ada. Dan memang jalur seperti inilah yang diinginkan perancang Darknet: jalur yang terutama menawarkan anonimitas.

Desentralisasi dan Anonim

Perbedaan besar antara internet biasa dan Darknet adalah, Darknet bergerak secara lokal dan benar-benar anonim. Artinya, pada dasarnya kedua jaringan ini memiliki struktur yang sangat berbeda. Di internet biasanya diatur secara terpusat. Misalnya, untuk memanfaatkan Facebook, user diharuskan untuk login ke sistem. Dan user lain, yang ingin melihat informasi di Facebook, juga harus login terlebih dahulu. Dalam hal ini, server milik Facebook lah yang menjadi titik fokus, karena semua data yang ditinggalkan user disimpan.

Dan dari sudut privasi, ini juga merupakan bagian yang paling rentan. Siapa yang memiliki akses ke server Facebook, Google atau layanan online besar lainnya, ia dapat juga mengakses lalu lintas data di server tersebut, dan inilah yang dilakukan NSA, seperti yang diungkapkan Edward Snowden.

Darknet sebaliknya bekerja tanpa struktur pusat – setiap komputer adalah server, namun hanya menyimpan satu bagian dari informasi yang dibutuhkan, yang juga dienkripsi. Juga transfer data antar komputer di Darknet dilakukan secara anonim, sehingga walaupun data-data ini dapat dikumpulkan, bahkan dinas rahasia tidak bisa memanfaatkan data tersebut.

Metadata Juga Tidak Mengungkapkan Sesuatu

Selain itu, perancang Darknet dianggap telah melakukan langkah lain agar jaringan ini tetap terjaga anonim. Metadata, informasi terstruktur yang membuat suatu informasi mudah untuk ditemukan kembali, juga sama sekali tidak dapat dimanfaatkan pihak lain. Dari metadata dapat diketahui komputer yang mengirim dan menerima sebuah informasi. Lewat metadata, siapa yang mengumpulkan semua komunikasi di internet, dapat juga mengetahui seluruh lalu-lintas data antara dua komputer. Bahkan walaupun data tersebut terenskripsi, masih dapat dilacak komputer-komputer mana yang saling berhubungan dan berapa luas pertukaran data yang dilakukan.

Sementara di Darknet, setiap paket data dikirim lewat tiga komputer yang dipilih secara acak. Dengan setiap persinggahan, paket data tersebut memiliki alamat pengirim yang berbeda, sehingga di akhir rantai pengiriman tidak dapat diketahui dari komputer mana data tersebut sebenarnya dikirimkan. Namun dengan cara ini, transfer data di Darknet menjadi jauh lebih lambat dibandingkan di internet biasa.

Disukai Oposisi dan Kriminal

Dengan adanya Darknet, terbentuklah jaringan paralel di dunia maya, yang tampaknya terutama menarik untuk para pelaku kejahatan. Di jaringan Darknet misalnya terdapat “Silk Road” atau “Black Market Reloaded“, layanan yang menawarkan senjata, narkoba atau “jasa”. Siapa yang tidak dapat membuat virus computer sendiri, bisa juga mencari bantuan di Darknet. Juga transaksi bisa dilakukan secara anonim. Biasanya penjual dan pembeli menggunakan mata uang internet Bitcoin. Dan pertukaran data jual beli juga berjalan secara anonim: mata uang juga berupa kumpulan data, yang tidak dapat diperbanyak begitu saja, tapi dapat ditukar secara legal menjadi uang sungguhan.

Juga di kalangan penentang pemerintah, Darknet sangat populer. Siapa saja yang memiliki akses internet bisa menyambungkan diri ke Darknet, misalnya dengan bantuan “Tor“, satu perangkat lunak yang menjadikan user menjadi anonim dalam internet. Pembocor kegiatan mata-mata Amerika Serikat, Edward Snowden, dikabarkan memanfaatkan Darknet untuk menjalin kontak dengan wartawan Guardian.

Kembali ke Metode Penyelidikan Lama

Tidak banyak cara yang dapat dipakai oleh dinas rahasia atau polisi untuk melacak user dalam Darknet. Data yang dikumpulkan dan dianalisa sama sekali tidak dapat dimanfaatkan. Sehingga, misalnya untuk melacak pengedar narkoba, polisi harus juga menyamar sebagai pembeli di Darknet. Dan dari paket narkoba yang dikirim, polisi dapat melacak lebih banyak jejak si pengedar. Atau polisi berusaha membangun hubungan saling percaya dengan pengedar narkoba untuk memancingnya keluar dari anonimitas. Sehingga akhirnya, si pengedar akan mengirimkan paket narkoba sendiri, bukan lewat jasa pengiriman.