1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Dampak Penggunaan Plastik Bagi Manusia

24 Maret 2010

Penemuan plastik dipandang sebagai keunggulan penemuan manusia terhadap alam. Dampaknya, ditunjukkan melalui film "Plastic Planet" yang merupakan hasil riset sutradara Austria Werner Boote.

https://p.dw.com/p/Mabf
Barang-barang plastik dalam kehidupan sehari-hari hasil riset "film Plastic Planet"Foto: plastic-planet.at

Hampir tidak ada materi yang begitu luas penggunaannya seperti plastik. Praktis, ringan dan tidak berbahaya. Demikian keuntungan penggunaan plastik yang disodorkan pelobi di bidang industri selama puluhan tahun.

Keluarga-keluarga di Amerika, Eropa, Afrika dan Asia membersihkan rumahnya dan menaruh di luar pintu rumah semua barang yang berasal dari plastik. Mainan anak-anak, alat rumah tangga, pakaian, televisi alat-alat elektronik, dengan kata lain kehidupan kita sehari-hari.

Rumah-rumah penduduk dipenuhi plastik. Dan itulah sebabnya selama ini sejumlah ilmuwan memperingatkan penggunaan barang dari plastik dan unsur-unsur yang mengandung zat kimia berbahaya lainnya. Tapi tidak seorang pun dapat membayangkan bahwa kita boleh dikatakan hidup dalam ancaman keracunan. Juga tidak Werner Boote, sutradara film Plastic Planet

„Mula-mula, ketika saya pertama kali menulis konsep film itu, saya mempunyai satu botol plastik di meja tulis dan selalu mengisinya dengan air minum. Tidak ada yang tahu, juga tidak tertulis di botol itu bahwa botol plastik hanya boleh dipakai satu kali saja. Saya sebagai konsumen mengulas tema tersebut untuk mencari informasi dan film itu juga mengisahkan perjalanan saya, perjalanan investigasi yang saya lakukan selama 10 tahun terakhir.“

Plastik-plastik indah yang sudah dikagumi sang sutradara sejak anak-anak, mengandung unsur-unsur yang merusak gen tubuh, memicu sel kanker dan perlahan-lahan limbahnya sampai ke lingkungan. Plastik yang dibuang pun tidak berhenti menimbulkan kerusakan. Sebuah kapal di tengah Samudra Pasifik, dua kursi plastik yang diduduki pembuat film Boote, dan Charles Moore yang menerangkan kepadanya bagaimana partikel plastik yang sangat kecil sekalipun, menjadi sampah di samudra yang mencemari lautan.

Dalam film ditunjukkan Capten Moore menangkap ikan dari laut. Ikan mengira plastik sebagai plankton dan memakannya sampai kenyang. Ikan itu mati dengan lambung yang penuh. Lambung ikan yang penuh plastik. Tapi ikan-ikan yang mati atau mengalami mutasi gen, hanya catatan tambahan. Karena sebetulnya plastik berkaitan langsung dengan kesehatan kita. Tidak ada plastik yang aman, karena industri tidak menyatakan apa yang sebetulnya ada di dalamnya. Jadi mungkin saja materi berbahaya terkandung pada setiap produk dari plastik yang dengan mencium baunya, memakan atau minum dari plastik atau menyentuhnya dapat masuk ke dalam tubuh kita.
Sutradara Austria Boote ingin menggugah benar-benar hal ini lewat film Plastic Planet.

"Masalahnya mencakup seluruh bidang kehidupan karena plastik ada di mana-mana. Dan tidak ada satu plastikpun dimana orang benar-benar tahu apa kandungannya. Di sini tragedi sudah dimulai. Industri sendiri pun tidak tahu karena jalan produksinya sudah begitu panjang. Hanya ada satu cara untuk mengetahuinya yakni dengan mengujinya."

Itulah yang dilakukan produksi film tersebut. Film uji coba yang produksinya menelan biaya mahal tapi menunjukkan hasil riset yang penting. Unsur-unsur kimia yang diserap melalui rantai produksi makanan menimbulkan kecemasan. Bisphenol A senyawa kimia yang dikenal membuat mandul dan merangsang sel kanker bahkan ditemukan dalam dot bayi. Kita berada di posisi akhir rantai makanan, demikian kesimpulan sutradara Werner Boote dari film Plastic Planet. Ia sengaja melakukan pemeriksaan darah di universitas Missouri Amerika Serikat untuk menguji unsur-unsur berbahaya itu

" Dari studi sebelumnya saya mengetahui bahwa kami masing-masing memiliki kandungan plastik dalam darah. Saya tahu bahwa saya akan memiliki sedikit kandungan plastik bisphenol A dalam darah, tapi bahwa kandungannya sebanyak itu sungguh mengejutkan semua. Dua tahun kemudian kami melakukan pemeriksaan darah dari seluruh anggota tim, dan disimpulkan bahwa masing-masing memiliki sejumlah kandungan dalam darah yang berasal dari plastik."

Badan urusan keamanan bahan pangan Eropa tidak memandang Bisphenol A sebagai unsur yang berbahaya bagi manusia. Sedangkan di Amerika Serikat dan Kanada, senyawa itu dikenal sebagai pemicu kerusakan otak dan keguguran janin di kandungan.

Bagi Margot Wallström, mantan Komisaris urusan lingkungan Uni Eropa antara tahun 1999 hingga 2004 hal itu sudah cukup menjadi alasan untuk melakukan analisa secara teratur unsur-unsur yang terkandung dalam plastik. Wallström merupakan pejabat yang bertanggung jawab untuk pengesahan garis-garis haluan kimia Uni Eropa Reach, yang mengatur hukum bahan-bahan kimia di 27 negara anggota Uni Eropa. Reach adalah singkatan dari registrasi, evaluasi, penilaian, perijinan dan pembatasan bahan-bahan kimia. Tapi plastik mengandung ratusan ribu unsur, sementara sistem pengawasan jauh dari kurang.

„Dalam 10 tahun terakhir kami baru menyelidiki 11 unsur. Sudah jelas sistem ini tidak berfungsi!“

Demikian kritik Wallström dalam film Plastic Planet.

Werner Boote bukan skeptisi di bidang kemajuan yang ingin mengembalikan dunia ke abad ke-19 sebelum penggunaan plastik. Namun setidaknya lewat filmnya ia sudah berhasil menggugah pikiran dalam penggunaan plastik dan mencapai satu langkah keberhasilan. Di Austria dimana film dokumenter ini sudah diputar selama setengah tahun, seluruh partai mengajukan tanya jawab di parlemen untuk tema tersebut. Dan kini film dokumenter „Plastic Planet“ sedang diputar di Jerman.

Renate Heilmeier/Dyan Kostermans

Editor Hendra Pasuhuk