1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Dampak Pemanasan Global Jadi Ancaman Nyata

21 Desember 2014

Perubahan iklim sudah berlangsung dan dampaknya makin terasa. Semua negara kini harus berjuang secepatnya, meredam pemanasan global dengan menurunkan emisi karbon.

https://p.dw.com/p/1DgTq
RWE-Kraftwerk Niederaußem
Foto: picture-alliance/dpa/Oliver Berg

Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) dalam laporan edisi finalnya yang dilansir di Kopenhagen baru-baru ini mengingatkan, bahwa emisi tiga gas rumah kaca terpenting, mencapai tingkat tertinggi sejak 800.000 tahun terakhir. Laporan ini sebetulnya tidak baru dan tidak mengejutkan, karena merangkum tiga edisi laporan sebelumnya.

Tapi dengan menggarisbawahi lingkupnya pada dampak berbahaya perubahan iklim dengan peringatan tegas. laporan ini menjadi bermakna lain. IPCC mengingatkan, penurunan emisi karbon akibat penggunaan bahan bakar fossil besar-besaran, harus diturunkan hingga ke tingkat nol di akhir abad ini. Jika tidak, kenaikan suhu global rata-rata akan mencapai 4 derajat Celsius dengan dampak mengerikan pada manusia.

Juga diingatkan, perubahan yang dipicu pemanasan global bisa bersifat permanen bagi ekosistem dan untuk manusia. Sejumlah impak sudah eksis, misalnya naiknya muka air laut, mencairnya gletsyer dan lapisan es di kutub serta makin sering terjadinya kekeringan berkepanjangan.

Laporan keempat IPCC atau laporan final itu, akan menjadi landasan dalam pertemuan Iklim berikutnya di ibukota Peru, Lima akhir tahun ini, sebelum digelarnya KTT Iklim di Paris tahun depan. Dalam KTT Paris diharap tercapai kesepakatan baru pengganti Protokol Kyoto yang sudah habis masa berlakunya.

Laporan IPCC tidak menyebutkan secara eksplisit apa yang diharap dari masyarakat dunia. Tapi tren yang ada merekomendasikan pada penggunaan lebih intensif energi terbarukan di rumah tangga, industri dan sektor transportasi digabung dengan teknologi penyimpanan karbondioksida.

"Yang kita perlukan adalah keinginan untuk melakukan reformasi, yang dimotivasi teknologi serta pengetahuan terkait fakta ilmiah perubahan iklim", ujar ketua IPCC Rajendra Pachauri. Untuk mencegah laju pemanasan global, emisi CO2 harus diturunkan hingga 70 persen sampai tahun 20150, dan emisi nol di tahun 2100.

Namun para pakar iklim juga menyadari, sulit mencapai kesepakatan global terkait tema ini. Terutama negara industri maju dan negara ambang industri yang merupakan produsen emisi gas rumah kaca terbesar hingga kini masih saling tuding terkait kewajiban masing-masing. Sejak bertahun-tahun perundingan iklim untuk mencari pengganti Protokol Kyoto berupa kesepakatan mengikat terus mengalami kegagalan.

as/rn (afp,dpa,rtr,ap)