1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Crystal Narkoba Pembunuh Tanpa Ampun

Karin Jäger7 Mei 2015

Crystal. Kata itu beri kesan murni. Banyak orang yang berpesta, minum narkotika buatan ini. Metamfetamin harganya murah. Orang cepat "high". Tapi di belakang Crystal ada efek mengerikan. Sekali jatuh tidak bisa selamat.

https://p.dw.com/p/17eIU
Crystal MethFoto: picture alliance/dpa

Siapa yang pernah bermimpi untuk selalu berenergi, merasa seperti pahlawan, bisa bergerak lincah tanpa merasa lemah, bertenaga selama 30 jam tanpa merasa lelah atau tanpa merasa lapar? Crystal Speed, yang juga dikenal dengan sebutan Meth atau Crystal memungkinkan itu. Metamfetamin termasuk obat bius dan tampaknya menawarkan banyak keuntungan. Obat bius ini mudah diperoleh. Harganya tidak mahal. Khasiatnya bisa lama dirasakan dan mudah dibuat.

Di laboratorium tempat membuat obat bius, tablet penyembuh influensa yang mengandung pseudoefedrin dan bisa dibeli di apotik tanpa resep, dicampur dengan cairan yang bisa dibakar. Tetapi banyak pembuat obat bius juga mencampur pecahan kaca yang dihaluskan seperti tepung, agar tampaknya lebih banyak. Akibat serbuk gelas itu, atau bahan campuran lain yang merusak tubuh, selaput lendir di dalam tubuh rusak, sehingga efek stimulasi obat itu bisa lebih cepat.

Bisa Buat Sendiri dengan Mudah

Di internet bahkan bisa ditemukan cara pembuatan obat itu di rumah. Orang hanya perlu obat anti influenza, dua liter air dan beberapa bahan kimia, yang bisa ditemukan di setiap rumah tangga. Misalnya pembersih pipa, asam isi baterai, racun tikus atau campuran nitrat dan amonium, seperti dalam kompres dingin yang bisa dibeli di apotik. Hasil ideal dari reaksi kimia dan campuran yang mudah meledak itu adalah serbuk kristal dan busa berwarna coklat-putih yang kemudian dibuang.

Hasil akhir proses itu warnanya sejernih kristal dari gunung, atau agak kekuningan, oranye atau merah jambu. Warnanya tergantung bahan tambahan lainnya. Untuk serbuk itu ada nama lainnya, seperti Metamfetamin, Crank, Yaba, Ice, Shabu, Meth, Pulver, Glass, Hard Pep, Crystal Ecstasy atau Tina. Sementara istilah kimianya: Natrium-Dimethylphenethylamin.

Pengalaman Hebat Ketika "High"

Konsumen obat bius menghisap kristal berbentuk bubuk itu dengan secarik kertas yang digulung. Orang juga dapat merokoknya dengan pipa, dilarutkan di air, disuntikkan ke tubuh, atau dimakan dalam bentuk tablet. Jika dihisap atau lewat suntikan, dampaknya sudah terlihat dalam lima menit. Hormon adrenalin, noradrenalin dan dopamin segera dilepas sehingga menyebabkan keyakinan diri yang lebih tinggi, mengurangi perasaan sakit dan menekan perasaan lapar serta haus.

Sebagai reaksi tubuh, pertama-tama leher akan terasa hangat, kemudian seluruh bagian tubuh. Setelah itu dampak negatif lainnya akan terasa: tidur terganggu, orang semakin agresif hingga timbul halusinasi, ketakutan, kegelisahan yang sangat kuat, mual, pendarahan pada otak, tidak sadar dan berhentinya detakan jantung akibat kekurangan cairan dan makanan. Itulah dampak ketagihan Chrystal.

Dilihat dari substansi kimianya, Crystal Meth sama dengan obat bius lainnya yang bernama Ecstasy, tetapi memiliki potensi ketagihan yang lebih besar. Dalam waktu singkat, konsumsi obat bius ini menyebabkan ketergantungan. Rusaknya tubuh dan jiwa tidak dapat dihentikan. Semakin kurangnya berat tubuh diikuti dengan proses penuaan yang berjalan sangat cepat. Kerusakan kulit dan organ-organ penting tubuh, tekanan darah tinggi, kerusakan gusi hingga tanggalnya gigi juga menjadi dampak negatif lainnya.

Di samping itu, obat bius itu juga menyebabkan kerusakan otak yang tidak dapat diobati. Konsumen Crystal, yang menderita kehilangan ingatan dan bisa menjadi pasien di klinik psikiatri.

Doping untuk Tentara dan Olahragawan

Metamfetamin tidak baru lagi. Pakar kimia Jepang, Nagayoshi Nagai sudah bereksperimen dari tahun 1893 dengan obat itu. Di Jerman, rezim NAZI memerintahkan pembuatan obat stimulasi, yang diperdagangkan mulai tahun 1938 dengan nama Pervitin. Pilot dan tentara mendapat obat itu selama perang dunia II, untuk meningkatkan kemampuan mereka untuk berkonsentrasi dan berperang, serta mengurangi rasa takut.

Di bidang olahraga, Pervitin yang juga dikenal dengan sebutan "Nazi Speed" digunakan walaupun dilarang. Baru tahun 1988 obat bius itu ditarik dari pasaran. Mantan petenis profesional Andre Agassi mengakui dalam biografinya, bahwa ia sering menggunakan Crystal Meth.

Ceko Menggantikan Belanda?

Di Ceko, Crystal dikenal sejak 50 tahun lalu. Di negara-negara yang dulu termasuk blok timur, obat bius susah tersebar di masa Perang Dingin, oleh sebab itu Ceko dan Slovakia membuat sendiri obat bius mereka. Kini Crystal diproduksi di Ceko di banyak laboratorium ilegal untuk diekspor.

Untuk membuatnya dibutuhkan Metamfetamin, yang berbeda dengan di Jerman bisa dijual dalam jumlah besar di berbagai apotik, dengan harga murah. Lewat perbatasan, obat bius itu menyebar ke negara bagian Sachsen, Thüringen dan Bayern.