1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Cina Buru Pelaku Serangan Kunming

Ruth Kirchner3 Maret 2014

Cina memburu pelaku serangan di Kunming yang menewaskan 33 orang. Separatis Xinjiang dituding sebagai dalang. Dunia internasional khawatir, tragedi itu akan berujung pada tindakan represif terhadap minoritas muslim.

https://p.dw.com/p/1BIeH
China Bahnhof Kunming Anschlag
Foto: picture-alliance/dpa

Horor yang menghantui penduduk Kunming Sabtu malam (1/3) masih terasa di Beijing yang berjarak 2.000 kilometer. Aparat keamanan berpatroli di pusat-pusat kota, sebagian menggunakan kendaraan terbuka. Aktivitas pengamanan menjelang Kongres Rakyat yang sebelumnya saja sudah ketat, kini semakin mendominasi wajah ibukota.

"Serangan teror ini dilakukan oleh kelompok separatis dari Xinjiang," kata Lu Xinhua, Jurubicara Dewan Penasehat Partai Komunis Cina. Sejauh ini pemerintah di Beijing enggan mengungkap rinci dalang di balik serangan tersebut.

Empat pelaku serangan ditembak mati oleh aparat keamanan di stasiun kereta Kunming, di antaranya seorang perempuan.

Pemerintah Diminta Bersikap Keras

Polisi saat ini tengah melancarkan operasi besar-besaran buat memburu pelaku lain. Secara keseluruhan diduga lebih dari 10 orang terlibat dalam serangan yang diarahkan secara membabibuta terhadap penumpang yang melintas di stasiun kereta. 33 orang dikabarkan tewas.

Sementara itu ratusan penduduk Kunming mengunjungi lokasi kejadian untuk memberikan penghormatan terakhir kepada para korban. "Kami semua terkejut. Peristiwa ini sangat mengerikan," kata seorang pengunjung. "Saya ingin menyampaikan belasungkawa untuk korban tewas dan luka-luka," kata yang lain.

Media-media setempat menuntut pemerintah agar bereaksi sepadan menyusul serangan di Kunming. Cina harus memerangi terorisme dengan "tangan besi," tulis harian Huangqiu Shibao. Suara-suara anti barat juga bermunculan. Cina sedang berhadapan dengan perang panjang melawan terorisme, jika barat tetap mencampuri urusan dalam negeri terkait minoritas etnis, tulis harian tersebut dalam kolom tajuknya.

Nasib Minoritas Muslim

Tajuk tersebut membidik kritik dunia internasional kepada pemerintah Cina terkait nasib minoritas Muslim Uyghur di Xinjiang. Kelompok etnis di barat daya Cina itu sering menjadi korban diskriminasi mayoritas Han.

Pemerintah Cina selama ini tidak bersikap lembek terhadap kritik dari dalam negeri. Pekan lalu seorang ilmuwan berdarah Uyghur divonis penjara dengan dakwaan separatisme. Selain itu pemerintahan provinsi Xinjiang saat ini sedang menggodok Undang-undang anti-terorisme.

Organisasi exil, Kongres Uyghur yang bermarkas di München, mewanti-wanti bahwa pemerintah Beijing akan memanfaatkan serangan teror di Kunming untuk melanjutkan tindakan represif terhadap minoritas. Selain itu berbagai organisasi kemanusiaan internasional juga khawatir, tragedi Kunming akan mengobarkan gelombang kekerasan baru di Xinjiang.