1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Cari Pacar Lewat App Smartphone

Vidi Legowo-Zipperer23 Mei 2014

Penggunaan smartphone dan tablet sepertinya turut mempengaruhi cara mencari pasangan. Kini semakin banyak lajang yang menyeleksi calon pasangan kencan dengan menggunakan aplikasi khusus.

https://p.dw.com/p/1C59p
Symbolbild Herz Valentinstag Liebe Amor
Foto: Fotolia/zorana

Aplikasi pada smartphone Anda kini tidak hanya dimanfaatkan untuk bermain games atau chatting, tapi juga untuk mencari pasangan kencan. Jumlah 'dating app' terus bertambah. Beberapa pengembang app untuk kencan mengatakan, ini karena di dunia yang serba sibuk, app membantu mempersingkat waktu.

Misalnya tidak perlu lagi pergi ke tempat khusus dan berkenalan dengan orang baru atau mencari pasangan kencan dengan menyeleksi ribuan profil, dan menulis pesan berpanjang-panjang di situs 'online dating'. Lagipula, app pada smartphone akan mengungkap lokasi Anda berada sehingga memudahkan untuk segera bertemu dengan calon pasangan kencan.

App berbeda untuk kebutuhan berbeda

Untuk bisa bersaing di pasaran, app kencan yang ada cenderung mengkhususkan diri untuk target pasar tertentu. Ada komunitas online ChristianMingle di AS yang slogannya "temukan pasangan yang ditentukan Tuhan untukmu." App Hinge menjanjikan pasangan kencan yang merupakan teman dari teman Anda. Coffee Meets Bagel mampu menampilkan calon pasangan yang sesuai setiap hari di waktu siang.

Dattch, yang tampilannya mirip Pinterest, adalah app kencan bagi perempuan yang mencari perempuan. Bagi kaum pria yang gay, ada Grindr, Jack's, Scruff, Boyahoy dan masih banyak lagi. Sementara Revealer akan memperdengarkan suara calon pasangan kencan dan hanya akan menunjukkan fotonya jika Anda dan calon pasangan Anda sama-sama menyatakan tertarik.

Tinder bahkan digunakan oleh para atlet Olimpiade di Sochi yang memanfaatkannya untuk mendapatkan pasangan kencan saat pesta olahraga musim dingin berlangsung. Tinder, seperti kebanyakan app dating lainnya, mengharuskan penggunanya log masuk dengan profil Facebooknya. Ini memberikan tingkat kepercayaan yang lebih besar bagi para pengguna Tinder. Karena foto yang digunakan pada Tinder adalah foto yang juga digunakan pada Facebook.

Walau masih termasuk tren baru, app kencan yang digunakan mulai dari 'kencan satu malam' hingga pacaran serius, dan bahkan mencari teman baru dalam perjalanan, jumlahnya terus bertambah. Situs 'online dating' yang sudah eksis lebih lama kini juga tersedia dalam bentuk app smartphone dan tablet.

Pasar app kencan masih minim

Hasil studi PEW baru-baru ini menunjukkan sekitar 9 persen orang dewasa AS yang menggunakan situs online dating atau app kencan naik tiga persen dari tahun 2008. Dari 9 persen tersebut, jumlah mereka yang 'lajang dan mencari pasangan' meningkat hingga 38 persen. Tren pengguna app kencan juga lebih muda, yakni mayoritas antara 25 dan 44 tahun.

Walau demikian, pasar app kencan dan situs online dating masih kecil. Perusahaan peneliti IBIS World mengestimasi industri layanan kencan akan mencapai pendapatan 2,2 milyar Dolar AS tahun ini. IAC punya saham terbesar di pasar tersebut dengan 27 persen. Perusahaan asal New York ini memiliki situs kencan tradisional seperti OKCupid, Match.com dan Chemistry.com, dan Tinder. IAC hanya punya nilai pasar 5,2 milyar Dolar AS, kurang dari sepertiga nilai Twitter.

Jared Fliesler dari perusahaan dana kapital ventura Matrix Partners yakin perusahaan-perusahaan lain baru mulai menjajaki bisnis yang mengandalkan kesediaan orang untuk "membayar" dalam mencari cinta. Fenomena yang sebenarnya tidak hanya terbatas pada app kencan.

Fliesler mencontohkan, para lajang sudah menghabiskan banyak uang untuk mengirim sms, menelepon, membayar minuman dan makanan, hadiah, serta semua hal yang dilakukan saat melakukan 'proses pendekatan' dengan calon pacar. Jadi mengapa tidak membayar untuk menemukan calon tersebut?