1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Budidaya Ikan Tanpa Minyak Ikan

Inga Wegemann6 Desember 2013

Kebanyakan ikan yang dibudidaya secara akuakultur, pakannya mengandung ikan dari laut. Ilmuwan meneliti jenis pakan baru yang bisa menggantikan unsur minyak ikan dalam pakan tersebut.

https://p.dw.com/p/1AU69
Foto: picture-alliance/dpa

Forelle adalah sejenis ikan predator. Di kebanyakan budidaya kolam, ikan mendapat pakan kering, dibuat dari tepung ikan laut kecil. Eksploitasi habis-habisan biota laut, memicu para ilmuwan untuk menciptakan budidaya herbivora.

Para penangkar ikan, seperti Gunnar Reese, memandang dengan skeptis. "Ikan Forelle bisa saja diberi pakan murni tanaman. Tapi saya meragukan, di masa depan kami bisa membudidayakan dengan baik. Ikan predator, yang sejak zaman purba memangsa ikan lainnya, seluruh enzimnya akan diubah total agar makan protein nabati, kelihatannya amat sulit."

Bisakah diterima ikan?

Sulit, bukan berarti mustahil. Itu dikatakan Carsten Schulz, peneliti dari perhimpunan budidaya Aquamarine. Protein biji Rapa, kedelai dan minyak nabati--ini komponen utama pakan vegetarian. Diharapkan ikan menyukainya, dan cepat tumbuh membesar. Tapi bagaimana ikan menerima pakan vegetarian ini? "Kita lihat, pakan diperebutkan. Saya pikir, kami mengerjakan tugas dengan baik." Demikian Schulz.

Dalam ujicoba, temanya bukan sekedar pakan yang disukai ikan. Tapi juga kepentingan bisnis. Hanya ikan yang gemuk yang bisa dijual. Carsten Schulz mula-mula mencoba tepung kentang, tapi ikan tidak suka. "Jika sebuah campuran pakan tidak disukai ikan, maka ikan akan tetap menolaknya dalam waktu lama. Kami harus mengumpulkan pengalaman dalam hal ini. Terbukti, ikan memilih kelaparan selama dua bulan, daripada menyantap pakan ujicoba."

Perbedaan gizi

Penelitian lebih lanjut hendak menemukan fakta, bagaimana kandungan gizi Forelle vegetarian ini. Apakah setara dengan yang diberi pakan tepung ikan? Untuk mendapatkan datanya, potongan ikan dibekukan, lalu digiling dan dilarutkan dalam minyak tanah. Lemak akan terpisah, dan kadarnya diukur, untuk mendapat informasi kesehatan ikannya. "Ditunjukkan, jika ikan amat berlemak, artinya pakan tidak optimal dicerna. Ini parameter penting bagi kami", jelas Schulz.

Dengan cara yang sama, para peneliti menetapkan kadar protein ikan. Para peneliti ingin mendapat informasi, seberapa banyak protein nabati dari pakan baru itu diubah menjadi protein ikan yang begizi? Penelitian belum tuntas. Schulz mengatakan: "Kami juga mengkonsumsi ikan ini. Kami ingin tahu, hasil rekayasa ini. Kesimpulannya, dengan substitusi ini, rasa ikan tidak terpengaruh negatif."

Saat ini, ikan percobaan bereaksi amat positif pada pakan yang mengandung biji rapa. Tapi, pakan vegetarian pada sebagian ikan terbukti memperlambat pertumbuhan--artinya ikan juga dipanen lebih lambat. Masalah ini, diharapkan bisa diatasi dalam waktu 15 tahun ke depan. Pakan vegetarian juga disebutkan, akan menguntungkan pembudidaya ikan, karena harganya lebih murah dibanding pakan tepung ikan.