1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Botox Cegah Pertumbuhan Kanker

21 Agustus 2014

Botox sejak beberapa dekade dianggap sebagai ikon anti penuaan. Ratusan bintang Hollywood menggantungkan karirnya pada senyawa neurotoksin itu. Kini ilmuwan mengungkap, Botox mampu mencegah pertumbuhan Kanker.

https://p.dw.com/p/1CyVz
Symbolfoto Botox Gesicht
Foto: imago/CHROMORANGE

Siapa nyana, Botox, cairan yang membetoni puluhan wajah bintang Hollywood dari penuaan itu mampu mencegah penyebaran penyakit kanker, kata ilmuwan. Temuan tersebut dipublikasikan di jurnal ilmiah, Science Translational Medicine.

Untuk itu ilmuwan bereksperimen mengunakan tikus yang mengidap penyakit kanker lambung.

Ilmuwan memastikan, Botox memblokir sinyal dari saraf Vagus yang membentang dari bagian otak ke perut manusia. "Dengan mematikan efek saraf Vagus, sel induk di dalam kanker terdesak dan akhirnya mencegah penyebarannya," kata Duan Chen, Professor di Norwegian University of Science and Technology.

Sinyal Mematikan

Botox bekerja ketika disuntikkan secara lokal ke dalam saraf Vagus. Dengan cara itu botox mencegah produksi neurotransmitter dan Asetilkolin di dalam saraf. Kedua senyawa organik yang berfungsi mengirimkan sinyal antara neuron itulah yang mempercepat pertumbuhan tumor.

Metode lain, yakni dengan memotong saraf Vagus dan menyuntikkan obat yang memblokir neurotransmitter juga mampu memperlambat pertumbuhan tumor. "Sejak lama ilmuwan mengetahui, bahwa kanker manusia dan hewan mengandung banyak saraf di dalam dan sekitar sel tumor," kata Timothy Wang, Professor di bidang kedokteran di Columbia University.

"Kami ingin mengetahui lebih banyak mengenai peran saraf sebagai pemicu dan pemercepat pertumbuhan kanker, dengan fokus pada jenis kanker lambung." Saat ini fase kedua percobaan klinis terhadap pasien yang menderita kanker lambung telah dimulai di Norwegia.

Lebih Baik ketimbang Kemoterapi

Ilmuwan mengatakan, kendati tidak menyembuhkan kanker, metode tersebut dapat memperpanjang usia pasien yang menderita kanker lambung akut atau pasien yang tidak lagi mempan terhadap kemoterapi.

"Kami yakin metode ini adalah metode yang baik karena bisa digunakan secara lokal dan langsung membidik sel kanker," kata Chen. Namun begitu ilmuwan masih harus mengujicoba metode baru ini untuk mengetahui apakah juga ampuh untuk mencegah pertumbuhan jenis kanker lain.

Kanker lambung adalah jenis ke-empat yang paling banyak penderita di dunia. Sepertiga pasien mampu bertahan hidup lebih dari lima tahun pasca diagnosa.

rzn/hp (afp,dpa)