1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Bom Bukan Cara Ampuh Perangi ISIS

2 Oktober 2014

Serangan udara aliansi baru terhadap posisi Islamic State di Suriah, mendapat tanggapan dalam tajuk harian internasional. Terutama dikritik, bahwa bom saja tidaklah cukup untuk memerangi teror ISIS.

https://p.dw.com/p/1DOLX
Foto: picture alliance/AP Photo/U.S. Air Force

Harian liberal kiri Spanyol, El Pais yang terbit di Madrid dalam tajuknya berkomentar: Pemboman terhadap posisi jihadis Islamic State kini bukan lagi sekedar operasi anti teror. Gedung Putih sudah menyatakan, ini adalah perang regional baru tanpa mengenal batas negara. Presiden AS Barack Obama memandang ia tidak punya pilihan lain, walau situasi akan makin memburuk. Sebetulnya Islamic State bukanlah penyebab situasi sulit di kawasan, melainkan produk dari kondisi di lingkungan sekitar. Yang dipicu gagalnya negara akibat rezim atau diktatur yang korup, yang melontarkan bayangannya ke semua arah. Untuk sebuah strategi yang sukses memerangi aksi barbar ISIS itu, barat harus melakukan perubahan, agar simpati terhadap ISIS, juga dari barat bisa diredam.

Harian konservatif Inggris The Times yang terbit di London berkomentar: Strategi barat memerangi ISIS memerlukan lebih dari sekedar serangan udara. Aksi militer ini menuntut strategi terpadu dan terkoordinasi agar memiliki faedah. Kelompok pemberontak moderat dari Syria kini harus dipersenjatai dan dilatih untuk memerangi ISIS. Adalah absurd, mengisolasi komandan Free Syrian Army, karena ketakutan dituduh campur tangan dalam perang saudara melawan rezim Bashar al Assad. Selain itu, Turki juga jarus diintegrasikan sepenuhnya dalam aliansi melawan Islamic State. Terutama terkait penggunaan basis angkatan udara Incirilik, yang hanya terpisah lima menit penerbangan dari kota di utara Suriah yang dikepung pada jihadis.

Sedangkan harian sosialis Bulgaria Duma yang terbit di Sofia menulis komentar yang lebih kritis atas politik Amerika. Bom dan rudal yang ditembakkan, seringkali tidak mengenai sasaran dimana para jihadis ISIS bersembunyi. Melainkan terutama menghancurkan infrastruktur di Suriah yang memang sudah buruk, dan jangan dilupakan korban tewas di kalangan sipil. Dipertanyakan, apakah nantinya pasukan darat Amerika dan NATO akan dikerahkan ke Suriah. Kelihatannya perang terhadap rezim di Damaskus sudah dimulai.

Dan harian konservatif Norwegia Aftenposten juga menulis komentar senada. Setelah kampanye global anti Islamic State, kini Amerika Serikat juga melakukan serangan di wilayah Suriah, didukung negara di kawasan yang sudah lama memiliki target serupa, yakni menumbangkan rezim di Damaskus. Amerika tidak peduli lagi hukum internasional dan kedaulatan sebuah negara, dengan melakukan pemboman di Suriah tanpa izin pemerintah di negara itu.

as/hp (dpa)