1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Berubah Pikiran, Penculik Bebaskan Warga Inggris

13 Juni 2013

Seorang pekerja energi asal Inggris yang diculik di Aceh dibebaskan tanpa terluka, satu hari setelah disekap, demikian pernyataan kedutaan Inggris dan kepolisian Indonesia pada hari Kamis (13/6).

https://p.dw.com/p/18odo
Foto: Fotolia/Oleg Zabielin

Malcolm Primrose diculik oleh sekelompok pria bersenjata yang menghentikan mobilnya saat sedang dibawa oleh supirnya menuju ke tempat kerja di Lubuk Pempeng, sebuah desa di distrik Aceh Timur, sekitar pukul 11.00 Rabu (12/6).

Para penculik mengikat supirnya yang berkebangsaan Indonesia sebelum membawa kabur Primrose.

Berubah Pikiran

Primrose, yang berumur 61 tahun, menelepon istrinya hari Rabu malam untuk menyampaikan permintaan tebusan dari para penculik, demikian pernyataan juru bicara kepolisian Gustav Leo. Para penculik meminta uang tebusan sekitar Rp 5 milyar.

"Tapi kelihatannya kemudian pada malam itu, para penculik mengubah pikiran mereka dan membebaskannya tanpa menerima uang tebusan,” katanya.

“Mereka membebaskannya di tengah perkebunan sawit di wilayah Perlak di distrik Aceh Timur. Polisi menemukan dia pagi ini dalam kondisi baik. Dia tidak terluka.”

Seorang juru bicara Kedutaan Besar Inggris di Jakarta mengatakan: “Kami sangat senang mengkonfirmasikan bahwa Malcolm Primrose telah dibebaskan. Para pejabat kedutaan kini bersama Primrose untuk memberikan bantuan konsuler.“

Kepala polisi Aceh Timur Muhajir, mengatakan ia membawa warga Inggris itu yang ditemukan sendirian berada di sebuah pos pemeriksaan keamanan di perkebunan sawit.

“Pasukan keamanan masih memburu para penculik,” kata dia.

Primrose selama ini bekerja sebagai seorang sub-kontraktor untuk anak perusahaan minyak dan gas Medco Energi Internasional. Juru bicara perusahaan ini juga telah mengkonfirmasi pembebasan ini.

Pencarian Massal

Pihak berwenang sebelumnya telah melakukan pencarian massal atas Primrose, dengan mengerahkan lebih dari 150 polisi dan tentara.

Laki-laki berkewarganegaraan Inggris itu telah bekerja di proyek pengeboran gas di hutan Aceh yang terkenal kaya sumber daya alam, dan hari ketika diculik itu adalah hari ia terakhir bekerja di provinsi ujung barat Indonesia itu, demikian keterangan salah seorang sumber yang dekat dengan kasus ini.

Penculikan jarang terjadi di Indonesia, dan hingga kini masih belum jelas siapa yang menculik Primrose. Polisi mengaku belum menerima informasi mengenai siapa kemungkinan pelaku penculik ini.

Aceh selama tiga dekade mengalami konflik berdarah, akibat perang antara Gerakan Aceh Merdeka GAM dengan tentara pemerintah. Para pengamat telah memperingatkan bahwa senjata yang tersisa dari konflik itu akan bisa mengancam keamanan Aceh saat ini.

Konflik GAM dengan pemerintah Indonesia berakhir dengan ditandatanganinya perjanjian damai tahun 2005. Setelah itu, Aceh mendapat status otonomi khusus dan diperbolehkan sebagai satu-satunya pemerintahan daerah di tingkat provinsi yang menerapkan syariat Islam.

ab/hp (afp,ap,dpa)