1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Berlomba Mengatasi Wabah Udang Asia Tenggara

Nik Martin20 Desember 2013

Early Mortality Syndrome (EMS) menyebabkan produksi udang Thailand merosot 40 persen. EMS juga mewabah di Cina dan Vietnam. Peneliti sudah menemukan bakterinya, namun masih mencari tahu cara mengatasinya.

https://p.dw.com/p/1AcXW
Foto: Nik Martin

Saat periset Amerika Donald Lightner menemukan penyebab Sindrom Kematian Dini (EMS) awal tahun 2013, banyak pemilik peternakan udang berskala besar di Asia yang merasa lega. Pertama kali ditemui di Cina tahun 2009, dalam dua tahun EMS menyebar ke Vietnam dan Thailand, pengekspor udang terbesar di dunia.

Banyak peternak udang yang gagal panen dan populasi udangnya enggan untuk bertelur.

Sementara hingga akhir Oktober 2013, Menteri Kelautan dan Perikanan Indonesia Sharif C. Sutardjo melaporkan Indonesia tidak bermasalah dengan wabah EMS.

Donald Lightner telah mengidentifikasi patogen yang bertanggung jawab, sebuah galur unik dari bakteri Vibrio parahaemolyticus.

"Bakteri ini hidup dimanapun pada lingkungan laut tropis," ungkap Profesor Tim Flegal dari Pusat Nasional untuk Rekayasa Genetika dan Bioteknologi (BIOTEC) di Thailand. "Bakteri penyebab masalah ini tidak berpengaruh bagi manusia, mereka hanya menyerang udang."

Para peternak waspada

Udorn Songserm, yang memiliki 50 tambak udang di provinsi Rayong di bagian timur Thailand, kehilangan sekitar 50 persen panen saat EMS menjangkit.

Stok udang peternak Banjong Nisapawanich dan Udorn Songserm terkena EMS
Stok udang peternak Banjong Nisapawanich dan Udorn Songserm terkena EMSFoto: Nik Martin

Ia langsung bekerjasama dengan pihak berwenang untuk mengurangi insiden akibat penyakit di peternakan udangnya.

"Untungnya sejak itu kami telah berhasil mengambil langkah pengontrolan yang efektif, kami telah mengurangi kehilangan panen sekitar 10-20 persen," kata Songserm.

Pertama-tama, Songserm membersihkan seluruh tambak dan air yang menjadi habitat udang. Tempat penetasan yang menyuplai anak-anak udang memastikan stoknya tidak terpengaruh oleh EMS.

Namun dengan metode pembersihan tambahan, tetap saja terkadang penyakit muncul lagi dan karena tidak adanya tes diagnostik cepat, ia tidak dapat mendeteksi patogen.

Salahkan cacing laut?

Profesor Flegal punya teori sendiri mengenai asal bakteri pada proses produksi.

Profesor Flegal ingin memetakan genom bakteri
Profesor Flegal ingin memetakan genom bakteriFoto: Nik Martin

"Kandidat yang paling mungkin adalah sesuatu yang mereka berikan sebagai pangan untuk induk udang. Contohnya cacing laut hidup di Cina yang mereka berikan kepada induk udang."

Flegal berpikir cacing laut membawa bakteri dalam usus mereka dan setelah udang melahap cacing laut, mereka ikut terjangkit.

Peneliti lainnya khawatir bakteri terbawa oleh arus laut.

Wabah EMS umumnya muncul sebulan menjelang tambak anak udang diisi. Udang yang terkena wabah terlalu kecil untuk masuk ke dalam rantai makanan manusia. Meski begitu, sejumlah negara telah membatasi impor udang beku dari wilayah-wilayah yang terkena wabah.

Ada indikasi bahwa EMS juga sudah ditemui di Malaysia dan India.

Lomba mencari jawaban

Flegal menduga Donald Lightner telah menemukan jawaban, namun sengaja menunda publikasi seluruh temuannya karena universitas tempat Lightner bernaung, Universitas Arizona, ingin meraup untung dari temuan itu.

Aerator membawa lebih banyak oksigen ke dalam air pada peternakan udang di provinsi Rayong, Thailand
Aerator membawa lebih banyak oksigen ke dalam air pada peternakan udang di provinsi Rayong, ThailandFoto: Nik Martin

"Kami juga bekerjasama dengan peneliti dari Jepang dan Taiwan. Kalau kami dapat memetakan seluruh genom bakteri, kami dapat menemukan sesuatu yang unik terkait bakteri ini yang dapat digunakan sebagai penanda. Tapi saya rasa Lightner akan mencapai itu lebih dahulu."

Apabila kalangan peneliti di Asia menemukannya, mereka akan langsung mengumumkan tanpa memikirkan soal paten.

Sembari bangkit dari gagal panen, banyak produsen udang terbesar di Thailand berpikir bahwa dampak terburuk EMS sudah berlalu.

Sejumlah ilmuwan khawatir metode peternakan yang intensif mungkin menyebabkan lebih banyak penyakit pada udang. Namun peternak Udorn Songserm mengatakan EMS telah membantu seluruh industri untuk lebih berhati-hati dan mengambil tindakan pencegahan.

"Masa depan terlihat lebih baik. Sekarang peternakan ini tidak punya - setidaknya secara virtual - penyakit. Standar kami jauh lebih tinggi dan kini diberlakukan pengecekan yang lebih efektif," tegas Songserm.