1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
TravelJerman

Berlibur di Rumah Pohon

Maren Bekker28 September 2014

Rumah pohon disenangi banyak anak kecil. Tapi ternyata orang dewasa juga suka. Bahkan ada juga hotel yang dibangun di pohon-pohon. Pengalaman yang ditawarkan di hotel itu lain daripada yang lain.

https://p.dw.com/p/1DLLb
Kulturinsel EinsiedelFoto: picture-alliance/dpa/O. Killig

Di bagian Jerman, dekat perbatasan dengan Polandia terdapat sebuah desa yang ibaratnya berasal dari dunia fantasi. Sembilan rumah kayu, yang ditempatkan di pohon. Rumah-rumah itu bisa dicapai dengan tangga dan titian. Itulah hotel rumah pohon Kulturinsel Einsiedel.

Dua sahabat Lisa Kirsten dan Paulina Ursinos dari Dresden ingin melewatkan semalam di sini. Menginap semalam harganya mulai dari 2.760.000 Rupiah di rumah alamiah itu.

Paulina Ursinos berkata, “Di atas pohon saya rasa lebih bagus daripada di hotel, di mana banyak orang berada di dekat kita, atau di tingkat bawah dan atas kita. Di sini segalanya berukuran kecil, dan terutama alami.“

Wohnen Haus Wohnwabe Designer Baumhaus Grüne Wiek Architektur
Rumah pohon yang diilhami sarang lebah yang dibuat perusahaan Grüne WiekFoto: picture-alliance/dpa

Tidak ada kemewahan

Setiap rumah pohon dibuat berdasarkan sebuah topik atau tokoh dongeng. Kenyamanan bukan hal utama. Ada air yang mengalir, listrik dan pemanas ruangan. Tapi tidak ada televisi, internet dan pelayan. Mereka yang tidak memerlukan itu semua, bisa menikmati pemandangan dari ketinggian sampai sepuluh meter.

Tahun 2005 seniman Jürgen Bergmann membuka hotel di pohon itu. Banyak rumah-rumah kecil juga dirancangnya. Ia bercerita, “Saya besar dengan rumah pohon dan juga tinggal di rumah pohon. Kantor saya di rumah pohon. Itu jugalah yang ingin saya tawarkan untuk tamu.“

Variasi lebih modern

Sekitar 200 km di utara daerah itu, yaitu di Berlin berdiri variasi rumah pohon yang lebih modern. Di ketinggian empat meter dan bagian luarnya dilapisi aluminium. Untuk menggunakan salah satu rumah tersebut, orang harus membayar sekitar sewa sekitar 12.260.000 Rupiah per minggu. Ruang tidur, ruang tinggal, dapur dan kamar mandi semuanya dalam rumah yang besarnya hanya 28 meter persegi.

Baumhaus Solling
Rumah pohon Solling adalah salah satu bentuk rumah alternatifFoto: Andreas Wenning

Kolja Stegemann yang membuat rumah pohon itu mewujudkan impiannya ketika kecil. “Saya pikir setiap anak laki-laki pasti pernah bermimpi akan membangun sebuah rumah pohon. Dan ini bisa dibilang rumah pohon yang sesuai dengan usia orang dewasa. Sebenarnya ini paduan sempurna dari sifat fantasi, dekat dengan alam dan eksperimen, dan juga bangunan yang lebih nyaman, mungkin lebih stabil,“ ungkapnya.

Di sini dibangun sesuatu yang lebih ambisius lagi. Di daerah Boden, Swedia, 60 km di selatan Kutub Selatan, Kent dan Britta Lindvall membuka "Treehotel," hotel pohonnya.

Kata Kent Lindvall, "Awalnya ini hanya ide gila, membuat sesuatu yang baru di pohon-pohon. Kita punya banyak pohon di sini, dan kita seharusnya membuat sesuatu dengannya."

Rumah pohon hasil rancangan

Enam rumah pohon hasil rancangan di ketinggian enam meter. Setiap rumah lain daripada yang lain dan dibuat arsitek. Rumah-rumah itu besarnya antara 15 dan 52 meter persegi. Perlengkapan di dalamnya minimalis dan elegan. Menginap semalam untuk dua orang harganya minimal 7.663.000 Rupiah.


"Kami ingin menawarkan sebuah lingkungan yang dirancang. Karena menginap di sini harus jadi pengalaman spesial,“ jelas Lindvall.

Lisa Kirsten yang menginap di hotel pertama di Jerman, yang dibangun di atas pepohonan, pendapatnya tidak jauh berbeda.

"Sebuah kamar hotel biasa bisa selalu kami pesan. Tentu orang bisa menikmati lebih banyak kemewahan. Tapi di sini orang lebih bertualang, mendapat pengalaman. Orang ada di hutan, dan rumah bisa bergoyang. Itu lain daripada yang lain." Demikian Lisa Kirsten.

Walaupun tiap hotel berbeda-beda, satu hal tetap sama. Malam hari, angin semilir dan suara daun-daun ibaratnya lagu nina bobo bagi para tamu.