1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Berkabung dari Melbourne

24 Juli 2014

Lebih dari 1.200 orang memenuhi katedral di Melbourne untuk menghormati mereka yang tewas dalam jatuhnya Malaysia Airlines MH17. Doa lintas agama dipanjatkan kepada 298 penumpang dan kru yang ada di dalam pesawat.

https://p.dw.com/p/1Chmw
Foto: Getty Images

Tigapuluh tujuh warga Australia berada di dalam penerbangan. Untuk menghormati mereka, 37 bunga bakung diletakkan di tangga katedral St. Paul, demikian dilaporkan harian The Age.

Uskup Agung Philip Freier yang menyampaikan khutbah mengatakan para kerabat dan sahabat korban perlu mengetahui kenapa orang yang mereka cintai meninggal.

“Rasa keadilan kita pasti akan tersinggung oleh kegagalan siapapun untuk maju ke depan dan mengambil tanggungjawab atas apa yang terjadi,” kata dia.

Kepala negara bagian Victoria Denis Napthine menyatakan dirinya berbicara dengan para anggota keluarga korban setelah doa bersama itu. ”Para kerabat mengatakan bahwa mereka sangat ingin agar jenazah dikirimkan segera ke Australia, sehingga mereka bisa menguburkannya secara pribadi,” kata dia kepada para wartawan.

Selandia Baru mengirimkan tiga pejabat kepolisian ke Belanda untuk membantu mengidentifikasi korban, demikian pernyataan kepolisian setempat.

Tiga spesialis identifikasi korban bencana sedang dalam perjalanan ke Belanda untuk bekerja bersama tim internasional yang dikepalai pemerintah Belanda di Hilversum, kata Superintendan Barry Taylor, manajer operasi kepolisian nasional.

Selandia Baru secara internasional diakui mempunyai para ahli di bidang ini yang pernah bekerja dalam mengidentifikasi para korban tsunami Thailand pada 2004, lalu di Australia mengidentifikasi korban kebakaran hutan dan sejumlah bencana besar lainnya.

Malaysia juga mengirimkan dua lagi ahli forensik ke Belanda dengan membawa sampel DNA dari kerabat korban yang tewas dalam penerbangan MH17, demikian pernyataan sumber di kementerian kesehatan Malaysia.

”Kami betul-betul ingin mengidentifikasi dan membawa pulang mayat warga Malaysia yang menjadi korban, jika dimungkinkan sebelum akhir bulan Ramadhan,” kata sumber tersebut yang tidak bersedia disebutkan namanya.

Lobi langsung PM Malaysia

Separatis pro-Rusia tidak menuntut apapun dari Malaysia sebagai balasan dikembalikannya kotak hitam dan mayat para korban, demikian pernyataan Wakil Perdana Menteri Malaysia Muhyiddin Yassin.

PM Malaysia Najib Razak mampu meyakinkan pemimpin pemberontak Alexander Borodai, mengenai pentingnya mengembalikan kotak hitam dan mayat korban tersebut, kata Yassin.

”Kesepakatan terjadi setelah ada penjelasan tentang betapa pentingnya itu bagi negara kami dan dunia. Mungkin karena itu Alexander Borodai, pemimpin separatis, menyepakati perjanjian tanpa syarat atau meminta imbalan apapun,” kata Muhyiddin kepada parlemen, sebagaimana dikutip harian The Star. (Baca: Separatis Serahkan Kotak Hitam ke Malaysia)

Sebuah sumber di pemerintahan Malaysia mengatakan pemimpin pemberontak hanya meminta penyelidikan yang adil dan tidak berpihak atas insiden itu.

ab/hp (afp,ap,rtr)