1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Beginilah Terjadinya Kanker

Brigitte Osterath4 Februari 2014

Satu saja perubahan yang terjadi pada struktur DNA kita, bisa menjadi pemicu kanker. Apa penyebab perubahan ini? Dan bagaimana proses terjadinya kanker?

https://p.dw.com/p/1B2XQ
Biotechnica Mikrotumore
Foto: TherapySelect

Kanker muncul akibat adanya penumpukan perlahan sel-sel yang telah rusak, yang tak lagi bisa diperbaiki. Setiap kanker yang timbul- berasal dari “Mutasi“ atau perubahan gen. Jarang sekali kanker diwariskan dari orang tua kepada anak. Sebagian besar dari penyakit kanker- muncul seiring perjalanan hidup seseorang. Satu dari 100 trilyun sel-sel yang ada dalam tubuh kita suatu saat bisa saja mengalami kemunduran, yakni perubahan dari sel-sel sehat yang berfungsi normal menjadi sel-sel tumor.

Penyebab kanker

Perubahan yang terjadi pada sel, terutama disebabkan oleh sinar UV, sinar X dan bahan-bahan kimia penyebab kanker. Yang termasuk bahan-bahan kimia penyebab kanker adalah Benzopyrene, yakni zat berbahaya yang terjadi akibat adanya pembakaran. Benzopyrene biasa ditemukan pada produk-produk yang dimasak dengan api atau pengasapan. Benzopyrene mengakibatkan timbulnya sebuah zat tertentu yang secara kimia bisa mengikat DNA dan ikatan inilah yang kemudian mengakibatkan terjadinya perubahan struktur DNA.

Perubahan ini merugikan proses pembelahan sel dan sebaliknya menguntungkan proses “Mutasi.” Semakin lama seseorang mengkonsumsi tembakau, maka semakin besar pula zat-zat penyebab kanker yang dihisap oleh si perokok, sehingga semakin tinggi pula resiko- bahwa zat-zat penyebab kanker yang telah ia hisap tersebut, akan menjadi pemicu terjadinya perubahan struktur dalam gen.

Resiko terjadinya “Mutasi” akan semakin bertambah seiring dengan pertambahan usia, hal ini dikarenakan tubuh seseorang yang semakin berumur bekerja tak seoptimal dulu. Inilah yang dengan mudah bisa memicu terjadinya kesalahan pada pembelahan sel.

Kesalah kecil berakibat besar

Satu kesalahan saja yang terjadi dalam gen bisa menyebabkan tubuh tak lagi bisa memproduksi zat putih telur atau protein penting. Akibatnya, ini akan memungkinkan terjadinya perubahan struktur gen dalam skala ringan. Meski perubahan yang terjadi hanya dalam sekala ringan, hal ini sudah bisa menyebabkan sel tak bisa berfungsi sebagaimana mestinya.

Perubahan gen yang paling berbahaya adalah jika perubahan tersebut menimpa gen dan protein yang bertugas mengontrol pertumbuhan sel-sel. Akibatnya, dalam keadaan tertentu siklus sel-sel bisa keluar jalur, sehinga sel-sel tersebut mengalami degradasi atau kemunduran.

Tumor baik dan tumor jahat

Sel-sel yang gennya telah mengalami perubahan tersebut bisa berubah menjadi sel-sel tumor. Sel-sel tumor ini tumbuh sendiri tanpa perintah dan bisa membelah tanpa kontrol. Jika sel-sel yang rusak ini berkembang biak, tapi tetap tinggal di satu tempat- maka sel-sel ini akan menjadi tumor baik yang bisa dengan mudah diangkat melalui sebuah operasi.

Akan tetapi, jika sel-sel dari tumor tersebut pecah kemudian menyebar ke tempat lain dalam tubuh lalu berkembang biak disana- maka sel sel tersebut telah berubah menjadi sel sel tumor jahat. Benjolan kanker yang baru timbul tersebut akan memicu terjadinya pembentukan pembuluh darah baru disekeliling benjolan. Dari pembuluh darah inilah tumor mendapat makanan, sehingga tumor yag terletak di tempat-tempat terpencil dalam tubuh pun bisa tumbuh.

Perlindungan tubuh terhadap tumor

Dalam sebuah sistem yang rumit perubahan struktur DNA semacam itu, adalah suatu kesalahan yang tak bisa dihindari. Untuk menangkal hal semacam ini, untungnya tubuh kita secara alami telah meyediakan mekanisme-mekanisme perbaikan, salah satu contohnya adalah protein. Protein atau zat putih telur ini melakukan perbaikan dan kontrol terus-menerus terhadap DNA. Selain itu protein ini juga bertugas memusnahkan sel-sel yang telah rusak yang bisa berubah menjadi kanker.

Tapi tentu saja, mekanisme perlindungan semacam ini bisa saja tak berfungsi- contohnya jika kesalahan dalam rencana pembangunan DNA yang terjadi disebabkan sendiri oleh si penjaga kanker atau misalnya karena mekanisme perlindungan tersebut tak bisa lagi dengan baik menjalankan tugasnya. Mekanisme perlindungan tubuh bisa juga tak berfungsi jika protein tersebut telah kelebihan beban, sehingga mekanisme perlindungan tubuh mengabaikan proses “Mutasi“- yang pada keadaan tertentu bisa memicu perkembangan kanker. Seberapa bagus kerja mekanisme perbaikan tubuh kita? Hal ini berbeda-beda pada tiap-tiap orang.