1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Bank Dunia Akan Bantu Ukraina

11 Maret 2014

Bank Dunia ingin membantu stabilisasi di Ukraina dan menjanjikan bantuan dana sampai 3 miliar dolar dalam tahun ini. Pemerintah Ukraina diminta melakukan reformasi ekonomi.

https://p.dw.com/p/1BND6
Foto: picture-alliance/dpa

"Kami wajib membantu rakyat Ukraina dalam masa-masa sulit ini, dan kami sangat berharap, situasi di negara itu bisa kembali stabil secepatnya", kata Presiden Bank Dunia Jim Yong Kim di Washington.

Ia melanjutkan, pemerintahan transisi di Kiev harus didukung dalam langkah-langkah reformasi yang sangat diperlukan, untuk mengembalikan perekonomian Ukraina ke arah yang benar.

Menurut Bank Dunia, Ukraina menghadapi tantangan besar untuk melakukan langkah mendesak jangka pendek. Prioritas utama adalah mengembalikan stabilitas ekonomi, reformasi sektor energi dan penanggulangan korupsi.

Bank Dunia menjanjikan bantuan tambahan sampai 3 miliar dolar untuk tahun ini. Sebelumnya, lembaga keuangan internasional itu sudah memberikan bantuan struktural senilai 3,7 miliar dolar kepada Ukraina dalam berbagai program.

Jerman Dukung Negara-Negara Baltik

Menteri Luar Negeri Jerman Frank-Walter Steinmeier hari Selasa (11/03) mengunjungi tiga negara Baltik Estonia, Latvia dan Lithuania. Jerman menjanjikan dukungan solidaritas kepada ketiga negara itu menghadapi krisis di Ukraina dan tekanan dari Rusia.

Di ibukota Estonia, Tallin, Steinmeier mengatakan: "Kami tidak akan membiarkan Estonia dan negara-negara Baltik yang lain sendirian. Ini bukan masalah negara-negara Baltik, ini adalah masalah bersama Uni Eropa dan NATO".

Setelah bertemu dengan menlu Estonia Urmas Paet, Steinmeier menyatakan ia bisa memahami kekhawatiran yang muncul di negara-negara Baltik mengenai sikap Rusia.

"Agresi Rusia di Ukraina tentu saja mengubah situasi keamanan di seluruh Eropa", kata Steinmeier.

Estonia, Latvia dan Lithuania berpenduduk seluruhnya enam juta orang, diantaranya kelompok minoritas Rusia. Ketiga negara itu dulu keluar dari Uni Soviet dan sekarang menjadi anggota Uni Eropa dan NATO.

Perancis Ancam Sanksi

Menlu Perancis Laurent Fabius mengatakan, Rusia bisa menghadapi sanksi minggu ini juga jika tidak menempuh jalur diplomasi. Ia menjelaskan, Amerika Serikat sudah mengajukan proposal diplomatik untuk menyelesaikan krisis Ukraina.

"Jika tidak ada respon positif, atau hanya ada respon negatif, maka akan ada serangkaian sanksi yang diterapkan minggu ini juga", kata Fabius di Paris.

Menlu Perancis itu menjelaskan, sanksi yang diterapkan termasuk "membekukan asset pribadi pejabat Rusia" dan sanksi larangan perjalanan atau penolakan visa. Ia menyebut rencana referendum di Krimea sebagai langkah "illegal".

Delegasi dari Amerika Serikat, Jepang, Kanada, Turki dan beberapa negara anggota Uni Eropa melakukan pertemuan di London untuk membahas sanksi internasional terhadap Rusia.

hp/ml (afp, dpa, rtr)