1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

261011 Thailand Flut Bangkok

26 Oktober 2011

Sampai saat-saat terakhir, pemerintah Thailand berharap bisa mencegah air masuk ke pusat kota Bangkok. Namun segala upaya tidak berhasil membendung luapan banjir. Bandar udara domestik Don Muang terpaksa ditutup.

https://p.dw.com/p/12zk2
Penduduk di sekitar kota Bangkok diangkut truk militer untuk meninggalkan wilayah banjir, Kamis (20/10)Foto: AP

Perdana Menteri Thailand Yingluck Shinawatra akhirnya harus berbicara tegas. Sebelumnya ia masih berharap bisa melakukan sesuatu untuk menyelamatkan Bangkok dari genangan air. Yingluck berulangkali menyatakan, kawasan ibukota akan selamat dari luapan banjir karena sudah ada tanggul dan tembok pengaman. Sekarang ia harus meralat pernyataannya sendiri.

”Luapan banjir yang sangat besar ini akan melampaui semua tanggul-tanggul dan tembok pengaman di Bangkok. Jadi mungkin air akan menggenangi seluruh kota, juga bagian pusat kota,” dikatakan Shinawatra.

Warga Bangkok Persiapkan Diri

Tadinya, pusat bisnis di tengah kota Bangkok dianggap kawasan yang aman banjir. Tapi Selasa (25/10), Gubernur Bangkok Sukhumband Paribatra memperingatkan bahwa air sungai Chao Phraya, yang melewati kota metropolitan itu, akan terus naik dan pada akhir minggu bisa melewati semua tembok pengaman. Di pusat kota Bangkok, orang sekarang sibuk memperkuat tembok pengaman dengan menambah karung-karung pasir. Pintu-pintu toko diamankan dengan perlindungan khusus.

Bandara domestik Don Muang sejak hari Selasa (25/10) sudah tergenang air dan terpaksa ditutup. Tim penyelamat bekerja keras untuk menahan laju air. Di bandara Don Muang sempat ditampung sekitar 2.500 pengungsi. Sebagian dari pengungsi sekarang terpaksa dipindahkan karena kawasan bandara tergenang air. Tim Pusat Penanggulangan Banjir Thailand berkantor di lantai dua. Mereka memilih tetap bertahan di bandara Don Muang agar bisa melakukan koordinasi langsung di kawasan bencana.

Hochwasser in Thailand Flut erreicht Millionenstadt Bangkok
Tanggul penahan dari karung berisi pasir di depan sebuah bank di kota BangkokFoto: AP

Antisipasi Pemerintah

Sementara di Bangkok, orang terus berdiskusi, apakah pemerintahan Yingluck Shinawatra melakukan langkah yang benar menghadapi bencana banjir. Terutama kebijakan untuk membuka pintu air di sekitar Bangkok jadi bahan perdebatan. Ada yang berpendapat, pemerintah seharusnya lebih cepat membuka semua pintu air, supaya air bisa mengalir.

”Kalau sejak awal pemerintah membiarkan air melewati kota Bangkok, masalahnya tidak akan sebesar ini. Sekarang, air yang tertahan makin banyak di belakang tanggul. Ini akan jadi masalah besar,” dikatakan seorang warga Bangkok.

Gubernur Bangkok Sukhumband Paribatra adalah orang yang menentang pembukaan pintu air sampai saat-saat terakhir. Namun banyak orang berpendapat, Perdana Menteri Yingluck seharusnya lebih cepat mengambil keputusan dan tidak perlu menunggu persetujuan gubernur.

Parlemen Thailand akan menggelar debat mengenai bencana banjir Rabu malam (26/10). Mulai Kamis (27/10), di Bangkok dan 20 provinsi lain diberlakukan liburan khusus selama 5 hari. Di toko-toko, pasokan bahan makanan mulai habis. Air bisa menggenang kota Bangkok selama dua minggu sampai satu bulan sebelum kembali surut.

Udo Schmidt/Hendra Pasuhuk Editor: Andy Budiman