1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Bagaimana Vietnam Melindungi Hewan Liar?

Grit Hofmann22 Agustus 2014

Di Vietnam, perdebatan mengenai perburuan hewan liar masih belum menemukan titik temu. Terutama kalau membahas antara tradisi berabad-abad lamanya dan pelarangan konsumsi hewan liar.

https://p.dw.com/p/1CzEj
Foto: Education for Nature Vietnam

Tulangnya diburu untuk obat-obatan. Cairan Empedunya dibutuhkan sebagai obat keperkasaan pria dan ia harus menghibur pengunjung di restoran.

160 hewan hidup di penampungan di Vietnam ini - beberapa sudah sangat lama tidak bersentuhan dengan habitat aslinya.Thao Ninh, aktivis pelindung hewan menceritakan:

"Di Vietnam sudah lama jadi tradisi, warga memanfaatkan produk hewani dari alam. Bukan hanya untuk obat-obatan, makanan tapi juga sebagai simbol status sosial. Karena mereka punya hewan liar dan yang lain tidak mampu beli." ujar Thao Ninh yang bekerja untuk lembaga swadaya masyarakat, "Education for Nature Vietnam".

Sebenarnya dilarang

Menyantap daging hewan liar atau menjadikannya obat-obatan secara resmi dilarang di Vietnam. Tapi bagaimanapun juga tradisi tetap bertahan

Jumlah hewan hasil penangkaran memang semakin banyak - seperti ular yang direndam di dalam minuman anggur ini. Namun restoran-restoran mewah tetap menawarkan daging hewan liar.

Wartawan televisi cuma bisa mengambil gambar dari luar tanpa menunjukkan nama restorannya.

Kaum berada di Hanoi sering berkunjung ke restoran ini untuk memamerkan diri kepada teman atau keluarga.Thao Ninh mengatakan: "Trenggilling, landak, kura-kura... semuanya ilegal. Jadi kami mendesak pemerintah menuntaskan masalah ini. Agar semua daging hewan yang terancam punah yang ilegal diperdagangankan dihapus dari menu."

Aktivis terutama ingin memerangi tradisi lokal menyadap cairan empedu beruang. Diminum atau dioleskan pada kulit, cairan empedu beruang diyakini sebagai obat ajaib yang bisa menyembuhkan berbagai jenis penyakit, termasuk kanker. Dipaparkan Thao: "Banyak penduduk datang dan menonton bagaimana cairannya disedot. Mereka menganggapnya normal dan tidak berbelas kasihan pada hewan. Saya tidak bisa, tidak ingin menyaksikannya."

Di tepi jalan di pinggiran Hanoi berjejer penangkaran beruang. Memelihara hewan adalah legal. Tapi menyedot cairan empedu dilarang. Cuma pengawasan dinilai tidak berjalan.

Di pusat penangkaran beruang, permintaan terhadap cairan empedu melonjak. Mengubah tradisi tidak mudah, kata Thao Ninh. Sebab itu ia datang ke sini setiap bulan. Dengan foto, uang ganti rugi dan argumen ilmiah Thao mencoba meyakinkan penduduk.

Tinggal 100

Di Vietnam kini tercatat cuma 100 ekor beruang yang hidup di alam liar. Jenis yang lain sudah punah.

Buat Thao, pasar ini adalah sebuah pencapaian. Di sini ia mengawasi pedagang selama berbulan-bulan dan melaporkan ke pemerintah setiap hewan liar yang diperdagangkan. Hasilnya kini semua hewan berasal dari penangkaran. Taho menjelaskan: "Saya yakin generasi muda berpikiran lain. Buat mereka fauna liar bukan simbol status sosial. Mereka juga tidak membutuhkannya sebagai obat-obatan atau makanan."

Mengubah cara pandang tidak mudah. Namun kaum muda Vietnam berpotensi besar mengakhiri tradisi tua yang mendorong kepunahan fauna langka.