1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Awal Yang Mengesankan. Beethovenfest 2008

Marjory Linardy3 September 2008

Beethovenfest dimulai Jumat 29 Agustus dengan serangkaian konser menarik, yang menggerakkan penggemar musik untuk menyimak lebih jauh. Apa saja yang ditawarkan?

https://p.dw.com/p/FAHS
Logo Beethovenfest 2008, Macht.Musik

Dengan sejumlah konser dan aktivitas bagi anak-anak Beethovenfest 2008 dibuka akhir pekan lalu. Dalam konser pembukaan, orkestra Deutsche Kammerphilharmonie Bremen di bawah pimpinan Paavo Järvi memainkan dua komposisi karya Ludwig van Beethoven dan sebuah karya komponis Arnold Schönberg yang termasuk modern. Sejalan dengan moto Beethovenfest kali ini, kekuasaan dan musik, karya-karya yang dimainkan juga menggambarkan kedua tema ini.

Karya Bertema Kekuasaan

Arnold Schönberg
Arnold SchönbergFoto: Alban Berg Society

Arnold Schönberg hidup antara tahun 1874 dan 1951. Komposisi karyanya yang dimainkan kali ini berdasar pada puisi berjudul "Ode to Napoleon Buonaparte" karya pujangga Inggris Lord Byron. Pujangga bangsawan yang nama aslinya George Gordon Noel Byron itu hidup di abad ke 18, pada masa kejayaan dan kekalahan kaisar Perancis Napoleon Bonaparte.

Lord Byron membuat puisi ini sehari setelah Kaisar Napoleon turun dari jabatannya. Dalam puisi ini Lord Byron memuja Napoleon yang bagi banyak orang di masanya menjadi simbol kemajuan dan kekuatan. Namun di bait terakhir puisi ini, Lord Byron menempatkan Napoleon dalam perbandingan dengan presiden pertama AS, George Washington sebagai tokoh ideal baru.

Diktaktor Yang Memberikan Inspirasi

Arnold Schönberg membuat komposisi musik berdasarkan puisi karya Lord Byron ini pada tahun 1942, saat NAZI sudah menguasai Jerman dan Hitler memperluas pengaruhnya ke seluruh Eropa. Schönberg melihat kesamaan antara Napoleon dengan Hitler dan diktator Italia Mussolini dalam sejumlah syair puisi ini. Hal itu dinyatakan Schönberg dalam surat yang ditulisnya tanggal 29 Agustus 1944.

Deutsche Geschichte Kapitel 14 Napoleon
Napoleon Bonaparte (1769-1821)

Menurut komponis itu, sejumlah bait puisi ciptaan Lord Byron berisi kebencian, penghinaan, satir dan ejekan. Berdasarkan hal inilah Schönberg membuat komposisi yang terdengar penuh dengan nada-nada tajam, seperti layaknya seseorang yang sedang marah.

Dalam konser pembukaan Beethovenfest 2008 akhir pekan lalu, komposisi Schönberg ditambah kepadatannya dengan pembacaan puisi karya Lord Byron oleh HK Gruber. Seniman asal Austria ini adalah komponis, dirigen, dan pemusik. Suara HK Gruber yang kuat sesuai dengan isi puisi, di mana kaisar Napoleon lah yang berbicara, menyatakan kemarahannya. Namun dalam pembacaan puisi berbahasa Inggris karya Lord Byron ini, walaupun sangat profesional sayangnya terdengar, bahwa bahasa ibu dari pembacanya bukan bahasa Inggris.

Kepada Kegembiraan

Di samping karya Schönberg, orkestra Deutsche Kammerphilharmonie Bremen juga memainkan karya Ludwig van Beethoven yang menjadi tema sentral festival Beethovenfest kali ini, yaitu Simfoni no. 9. Di bagian akhirnya terdengar syair karya Friedrich Schiller, "An die Freude", yang berarti: kepada kegembiraan. Beethoven tidak mengambil semua bait yang ditulis Schiller. Ia bahkan mengubah sebagian kata-katanya, dan menjadikan puisi karya Schiller lebih berupa himne untuk kemanusiaan.

Deutschland Friedrich Schiller Büste in Jena
Patung Friedrich Schiller di JenaFoto: AP

Orkestra Jerman yang dipimpin dirigen asal Estonia, Paavo Järvi yang kini berdomisili di AS, memainkan karya Beethoven yang bisa dibilang paling terkenal di dunia itu dengan sangat profesional. Tetapi bagi beberapa kritikus musik interpretasi Paavo Järvi untuk karya klasik ini kurang memuaskan, karena tempo yang digunakan terlalu cepat. Namun demikian secara keseluruhan konser pembukaan mengesankan.

Para Pangeran Yang Pandai Bernyanyi

Akhir pekan lalu juga diwarnai konser yang bukan memainkan musik klasik, melainkan pop, tepatnya konser kelompok musik pop bernama “Die Prinzen“ yang artinya: para pangeran. Konser kelompok ini bisa dibilang program yang sangat bertentangan dengan konser awal bertema Beethoven serta kekuasaan dan musik. Apa kaitan kelompok ini dengan Beethoven? Sebenarnya tidak ada. Itupun diakui ketua penyelenggara, Ilona Schmiel. Mungkin karena mereka bernama "pangeran" jadi ada kaitan dengan tema kekuasaan? Bisa saja, yang jelas ruang pertunjukan penuh sesak dan penonton menyambut lantunan lagu-lagu mereka dengan meriah.

Die Prinzen vor ihrem Tournee Start
"Die Prinzen"Foto: AP

Kelompok pop ini terkenal dengan aransemen akapela, yang dinyanyikan lima orang. Para penyanyi kelompok ini dulunya menerima pendidikan nyanyi di dua paduan suara kenamaan di Jerman, yaitu Thomanerchor di Leipzig dan Dresdner Kreuzchor di kota Dresden. Jadi tidak heran jika mereka dapat bernyani dengan baik dalam tiga suara. Teks lagu-lagu mereka juga terkenal karena kekhasannya, yaitu langsung, tanpa menggunakan kata-kata berbunga yang puitis. Misalnya lirik lagu berjudul "Deutschland" atau Jerman berikut ini, yang isinya gambaran tentang keadaan di Jerman: "Ada orang yang senang menghina warga Turki. Dan untuk mengunjungi pelacur, mereka pergi tiap tahun ke Thailand. Kami mencintai mobil kamil lebih daripada istri kami. Karena mobil produksi Jerman bisa diandalkan. Itu semua adalah Jerman."

Kelompok "Die Prinzen" kerap dianggap kelompok musik rock, bukan pop lagi. Jenis musik ini sekilas nampaknya tidak seindah karya Beethoven. Tetapi jenis musik ini juga memiliki penggemar sendiri dan patut mendapat penghargaan, misalnya ikut dalam Beethovenfest 2008.