1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Autisme, Penyakit atau Sifat?

Lydia Heller8 Mei 2013

Penderita autisme biasanya menghindari orang dan sulit mengerti perasaan. Para periset kini meneliti, apa yang normal dan apa yang merupakan gangguan pada seorang penderita autisme.

https://p.dw.com/p/18TVM
British writer, essayist and autistic savant Daniel Tammet poses on March 14, 2013, at the Palais de la Decouverte, a science museum in Paris, as part of the first Pi Day in France, a celebration commemorating the mathematical constant pi. Daniel Tammet holds the European record for reciting pi from memory to 22,514 digits in five hours and nine minutes on 14 March 2004. AFP PHOTO / LIONEL BONAVENTURE (Photo credit should read LIONEL BONAVENTURE/AFP/Getty Images)
Symbolbild AutismusFoto: AFP/Getty Images

John, 12 tahun, adalah penderita autisme sejak usia balita. Dia tidak bisa menulis, berbicara dan mengerti. Perilakunya seperti anak usia satu atau dua tahun. Penderita autisme semacam ini tidak memiliki mimik dan sulit untuk mengerti perasaan. Kebanyakan hanya mengulangi ritual yang selalu sama dalam kesehariannya.

Rainer Döhle juga autis. Dia sudah dewasa ketika didiagnosa menderita sindrom Asperger, sebuah bentuk autisme yang tidak menunjukkan hambatan bahasa maupun kejiwaan. Rainer, 43 tahun, mengatakan, dalam rapornya selalu tercantum bahwa ia tidak mampu bersosialisasi dengan teman sekelasnya.

Illustration - Ein fünfjähriger Junge sitzt allein auf einer Schaukel auf einem Abenteuerspielplatz in Berlin, aufgenommen am 10.4.2012. Foto: Jens Kalaene
Penderita autisme digambarkan ingin selalu menyendiri.Foto: picture-alliance/dpa

"Saya tidak pernah mengerti, bagaimana persahatan itu dan selalu senang jika dibiarkan sendiri dan dapat membaca," ujarnya. Rainer Döhle sekarang adalah pemimpin perhimpunan Aspies, organisasi bantuan terbesar bagi penderita autisme di Jerman.

Döhle sangat berbakat, menyenangi Geografi dan Sejarah yang dapat digunakannya secara konstruktif.

Sangat berbakat hingga amat terbelakang

Ada penderita autis yang tidak pernah bisa belajar berbicara, sementara penderita lainnya pandai sekali berbicara. Ada yang gerakan motoriknya terganggu, sedangkan penderita lainnya dapat menggambar berjam-jam tanpa jeda.

Der Physiker und Nobelpreisträger Albert Einstein streckt die Zunge heraus (Archivfoto vom 18.04.1955). Dieses mittlerweile weltbekannte Foto verschickte der unkonventionelle Wissenschaftler gern als Gruß an seine Freunde. Aus Anlass des 100. Jubiläums der Formulierung der Relativitätstheorie steht das Jahr 2005 in Deutschland ganz im Zeichen des Physikers Albert Einsteins. Foto: Arthur Sasse dpa (nur sw, zu dpa-Themenpaket "Mythos Einstein - Jahrhundertgenie verehrt wie kein zweiter Forscher" vom 18.01.2005) +++(c) dpa - Bildfunk+++ pixel
Pemenang hadiah Nobel Albert Einstein diindikasikan mengidap syndrom Asperger.Foto: picture-alliance/dpa

Ada penderita autis yang kemampuan mengingatnya terbelakang dan ada yang ingatan angkanya luar biasa. Tetapi pada dasarnya, semua penyandang autis menunjukkan pola perilaku yang berulang dan sulit melakukan interaksi dengan orang lain.

"Autisme secara secara kualitatif sama dengan sindrom Asperger", demikian dijelaskan Sven Bölte, direktur Pusat bagi Gangguan Perkembangan Syaraf di Institut Karlinska Stockholm. "Kedua bentuk autisme itu berbeda dalam tingkat keparahan gejalanya," tambah Bölte.

Karena itu para pakar autisme saat ini berbicara tentang spektrum gangguan autisme yang dinilai berakar pada perkembangan sistem syaraf yang berbeda. Namun masih belum jelas, gangguan spesifik yang bagaimana yang terjadi pada perkembangan otak dan sistem syaraf.

Variasi ekstrem dari otak pria?

Diketahui bahwa penyandang autisme menunjukkan lebih rendahnya aktivitas di area otak yang bertanggung jawab terhadap pengolahan perasaan dan bahasa atau pengingatan kembali wajah. Namun aktivitas yang lebih kuat terlihat pada area pengolahan obyek dan identifikasi detil sebuah sistem.

Karena itu, periset autisme, Baron-Cohen berpendapat, penyandang autisme memiliki variasi ekstrem otak pria. Sebuah studi menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat testosteron pada sebuah janin, semakin tinggi kemungkinan bayi nantinya menunjukkan sifat autis Demikian Baron-Cohen.

Selain itu, terkait unsur dopamin dan serotonin yang antara lain mengatur perasaan takut dan motivasi, otak penderita autis berbeda dari otak normal. Penelitian di Universitas Freiburg menunjukkan komunikasi antara neuron di otak penderita autis mengalami gangguan.

Faktor lingkungan dan risiko

Ultraschall/ultrasonic pregnant belly ultraschall; ultraschalluntersuchung; frauenarzt; frauenärztin; gynäkologie; schwangerschaft; prävention; vorsorge; vorsorgeuntersuchung; pränataldiagnostik; diagnostik; arzt; doktor; medizin; healthcare; health; pregnancy; pregnant; belly; bauch; ultrasonic; monitor; fötus; embryo; mutter; kind; ärztlich; klinik; hospital; krankenhaus; arztpraxis; sicherheit; zukunft; wachstum; eltern
Infeksi virus saat kehamilan bisa picu autisme pada bayi.Foto: Fotolia/Sven Bähren

Sven Bölte juga mengatakan : "sebuah riset menunjukkan adanya hubungan antara autisme dan infeksi viral saat kehamilan". Juga obat tertentu yang digunakan sang ibu saat hamil, komplikasi saat melahirkan dan bahkan pencemaran lingkungan merupakan faktor risiko bagi autisme.

"Tapi risiko ini tidak berlaku bagi semua, karena munculnya autisme berbeda-beda secara individual dan mekanismenya cukup rumit", tambah Bölte.

Sampai sekarang, psikiater dan pakar ilmu syaraf masih menentukan autisme berdasarkan pengamatan perilaku yang sama dan berulang. Serta masalah interaksi sosial. Jadi penilaian yang masih tetap subyektif. Semakin rumit gambaran autisme yang dibuat pakar genetika, epidemilogi dan neurologi, juga semakin kabur kriteria yang disebut autisme.