1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Australia Perketat Pengamanan Parlemen Terkait Ancaman ISIS

19 September 2014

Australia menaikkan pengamanan parlemen menghadapi ancaman ekstrimis yang juga menyasar perdana menteri serta para pemimpin lainnya, setelah terungkap rencana para jihadis memenggal acak warga di negara itu.

https://p.dw.com/p/1DFW3
Foto: Reuters/D. Gray

Ketika ditanya tentang informasi intelijen bahwa ia dan para pejabat senior lainnya kemungkinan akan diserang, Perdana Menteri Tony Abbott mengatakan: ”Ada pembicaraan, diantara jaringan ini untuk menyasar orang-orang pemerintahan.

“Tak ada keraguan tentang itu, itulah kenapa kami sedang menaikkan keamanan di kantor Parlemen Canberra.“

Kepolisian federal ditempatkan untuk bertanggungjawab atas keamanan di parlemen, kata Abbott kepada jaringan TV Nine Network, setelah sebelumnya menggambarkan gedung di ibukota Canberra itu sebagai sebuah target potensial.

“Ada pembicaraan diantara para jaringan pendukung teroris selama beberapa waktu tentang kemungkinan menyerang pemerintahan si sini, di Australia,“ kata dia. Selama ini keamanan parlemen ditangani oleh petugas internal.

Komentar Abbott ini muncul setelah ratusan petugas polisi menggelar operasi besar menjelang fajar di seluruh Sydney dan Brisbane, pada hari Kamis. (Baca: ISIS Berencana Penggal Acak Warga Australia).

Dari 15 orang yang ditangkap dalam penggerebekan, satu diantaranya didakwa dengan tuduhan terkait terorisme dan sembilan lainnya dibebaskan, kata polisi. Paling tidak satu pistol disita, bersama dengan sebuah pedang.

Omarjan Azari, 22, ditahan, dengan tuduhan merencanakan aksi terorisme yang disebut jaksa penuntut didesain untuk ”mengejutkan, (menciptakan) ketakutan dan kengerian” di kalangan warga.

Jaksa menuduh rencana itu melibatkan “pemilihan secara acak orang untuk dieksekusi secara mengerikan” di depan kamera.

Video itu menurut laporan, rencananya akan dikirim balik ke unit media ISIS di Timur Tengah, yang nantinya akan dirilis kepada publik.

Dalam pernyataan, PM Abbott mengatakan, rencana pemenggalan di Australia itu diperintahkan oleh para militan ISIS.

”Awal pekan ini, warga Australia yang merupakan operator senior ISIS di Suriah menginstruksikan jaringannya di Australia sini untuk melakukan eksekusi demonstratif,” kata dia.

ab/hp (afp,ap,rtr)