1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Asuransi atas Peretas

Klaus Jansen15 Juli 2013

Sejak skandal pembocoran Snowden, semua pihak kembali membicarakan keamanan computer. Sebuah perusahaan asuransi Jerman gembira atas promosi tak sengaja itu, dan menawarkan "asuransi cyber".

https://p.dw.com/p/197nU
ILLUSTRATION - Ein Mann tippt am Donnerstag (16.06.2011) in Frankfurt am Main auf einer Computer-Tastatur vor einem elektrischen Schaltplan. Bundesinnenminister Friedrich (CSU) eröffnet am Donnerstag in Bonn das Nationale Cyber-Abwehrzentrum. Die Einrichtung soll die Zusammenarbeit staatlicher Stellen im Kampf gegen Bedrohungen aus dem Internet verbessern. Foto: Frank Rumpenhorst dpa/lhe
Foto: picture-alliance/dpa

"Itu kebetulan", tegas Hartmut Mai. Tak lama setelah pembocoran oleh whistleblower Edward Snowden, perusahaan Allianz Global Corporate & Speciality (AGCS) menawarkan paket asuransi yang cocok dengan tema aktual. Anggota direksi AGCS, Mai, menyukuri diskusi ramai tersebut. "Kami tidak mengira hal itu terjadi, dan itu peluang baik bagi kami", ujarnya kepada Deutsche Welle.

Paket dari grup perusahaan raksasa Allianz itu menawarkan jasa bagi berbagai risiko. Misalnya, jika serangan peretas menyebabkan produksi terhenti selama beberapa hari, atau bila reputasi perusahaan terkait tercemar.

Hartmut Mai, Vorstandsmitglied der Allianz Global Corporate & Specialty AG (AGCS) Zugestellt von Arnd Riekmann.
Hartmut MaiFoto: AGCS

"Pasar Pertumbuhan yang Besar"

Gagasan itu bukan sesuatu yang baru. Di Amerika Serikat, perusahaan-perusahaan mengeluarkan sekitar satu miliar Euro untuk asuransi cyber. Tapi di Eropa dan Jerman pasar "masih belum berkembang", kata Martin Eling dari Institut Perekonomian Asuransi di St. Gallen, Swiss. Namun Eling memperkirakan, Eropa akan mengarah ke sana, akibat  semakin tingginya risiko cyber.

Tak hanya Snowden yang menunjukkan, sistem computer kerap tidak aman. Perusahaan Sony misalnya, berjuang mengatasi masalah berat terkait keamanan "playstation 3" yang langsung mengakses internet. Tahun 2011, peretas menyerang portal online ini dan berhasil mengakses banyak sekali data pribadi dan nomor kartu kredit penggunanya.

ARCHIV - Besucher bei Sony auf der Japan CEATEC in Makuhari, östlich von Tokio (Archivfoto vom 05.10.2011). Der gigantische Datendiebstahl bei Sony weitet sich noch aus: Hacker klauten auch Informationen von bis zu 24,6 Millionen Kunden des Computerspiele-Dienstes. Unter den Datensätzen der Tochter Sony Online Entertainment könnten rund 12 700 Kreditkarten-Informationen und 10 700 Bankkonten-Daten von Nutzern auch aus Deutschland und Österreich sein, wie der Konzern am Dienstag (03.05.2011) mitteilte. Foto: EPA/EVERETT KENNEDY BROWN dpa (zu dpa 0131) +++(c) dpa - Bildfunk+++
Sony Pictures, foto simbol serangan peretasFoto: picture alliance/dpa

Kerugian semacam itu besar sekali dan sangat mahal, kata Harmut Mai dari Grup Allianz. "Cyber Protect" hanya mengganti kerugian maksimal 50 juta Euro. Karena itu, perusahaannya menawarkan jasa lain untuk mengurangi kerugian.

Kasus yang beragam

Tidak semua kerugian cyber sebesar yang diderita Sony. Asuransi baru yang dikeluarkan Allianz Group juga ditujukan untuk menangani kerusakan yang dibuat oleh pelanggan sendiri. Misalnya kesalahan dibuat pekerja yang kurang ahli yang menyebabkan kemacetan sistem selama berhari-hari bahkan mingguan.

Contoh lain, sebuah perusahaan menyimpan data pentingnya di "cloud". Jika cloud ini diserang peretas dan data tidak dapat diakses, Allianz Group akan mengambil alih jaminan yang dijanjikan operator cloud itu.

Juga bila sebuah perusahaan tanpa sengaja melanggar hukum pasar atau hak paten asing pada penampilan online-nya. Asuransi juga diperlukan dalam kasus kebocoran data di sebuah perusahaan, dan bila otoritas mewajibkan melakukan penyelidikan internal yang harganya mahal.

***ACHTUNG: Sämtliche Rechte des Bildmaterials (Eigentum, Urheberrecht und Nutzungsrecht) bleiben bestehen. Eine sinnentstellende, diskriminierende oder bezugsfremde Nutzung ist nicht zulässig.*** Bild von Martin Eling. Er ist Professor am Institut für Versicherungswirtschaft der Universität St. Gallen (Schweiz). Das Copyright liegt entsprechend bei der Universität St. Gallen. Das Foto ist von 2009. Fotograf: unbekannt. Zur Verfügung gestellt von der Pressestelle der Universität St.Gallen. Zulieferer: Arnd Riekmann
Martin ElingFoto: Universität St.Gallen

Untuk Perusahaan Besar

Tinggi premi asuransi sangat berbeda. "Preminya dipatokkan pada sektor, besarnya perusahaan dan berapa besarnya sistem yang diamankan", ujar pakar asuransi perekonomian Martin Eling. Namun, hingga kini bank belum menjadi pelanggan.

Ladang asuransi semacam ini masih baru. "Sayangnya masih sedikit informasi mengenai pengalaman di pasar ini", kata Martin Eling. Produk dan standar yang ditawarkan relatif sedikit. AGCS juga membidik perusahaan yang relatif eksklusif. Misalnya, perusahaan harus memiliki omset minimal 500 juta Euro untuk dapat dipertimbangkan menerima jasa asuransi mereka. Meskipun demikian, dalam waktu dekat Allianz Group akan menawarkan paket asuransinya di negara Eropa lainnya, setelahnya di Australia, Selandia Baru dan Asia.