1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Asia Pendorong Utama Pertumbuhan Global

Gabriel Domínguez22 Agustus 2015

Negara-negara perekonomian besar di Asia akan tumbuh di atas 6 persen tahun ini dan 2016, kata Bank Pembangunan Asia, ADB, dalam laporan tahunannya. Wawancara DW dengan pakar ekonomi ADB, Shang-Jin Wei.

https://p.dw.com/p/1EzaI
Indien Straßenverkäufer mit Geldscheine Archiv 2013
Foto: picture-alliance/AP Photo/B. Rout

Menurut Asian Development Outlook 2015, India diperkirakan bisa menyalip Cina dalam hal pertumbuhan ekonomi, jika pemerintah India terus berupaya menghilangkan hambatan struktural untuk meningkatkan kepercayaan investor.

Pertumbuhan ekonomi India tahun 2016 bisa mencapai 8 persen, sedangkan Cina hanya menyentuh 7 persen. Dalam sebuah wawancara dengan DW, pakar ekonomi ADB Shang-Jin Wie menjelaskan mengapa Asia bisa jadi pendorong utama pertumbuhan global dalam beberapa tahun mendatang.

DW: Apa faktor utama yang mendorong pertumbuhan negara berkembang di Asia tahun 2015 dan 2016?

Shang-Jin Wei: Faktor utamanya adalah reformasi yang dilakukan di banyak negara-negara ini, lalu pemulihan di negara-negara industri besar seperti Amerika Serikat, Eropa dan Jepang dan, last but not least, penurunan harga komoditas. Semua ini akan membantu pertumbuhan.

Shang-Jin Wei Experte der Asian Development Bank
Foto: ADB

Tapi pertumbuhan ekonomi di Cina, ekonomi terbesar Asia, diperkirakan akan melambat. Apakah ada alasan untuk khawatir?

Tingkat pertumbuhan Cina diperkirakan mencapai 7,2 persen tahun 2015, dan 7,0 persen pada tahun 2016. Ini masih relatif sehat. Beberapa langkah reformasi yang sedang dijalankan pemerintah akan berdampak pada perusahaan-perusahaan milik negara dan sektor keuangan. Semuanya punya potensi untuk meningkatkan produktivitas. Tetapi ada juga risiko, jika beberapa reformasi ini tidak dilakukan dengan tepat, atau jika pertumbuhan di AS atau Eropa melambat, atau juga jika harga minyak naik lagi di tingkat yang tidak diharapkan.

Bagaimana dampak perkembangan Masyarakat Ekonomi ASEAN (AEC) pada pertumbuhan ekonomi di kawasan itu?

Perkembangan di negara-negara anggota AEC, yang punya agenda reformasi sangat ambisius, masih harus ditunggu. ASEAN bisa dibagi dalam dua kelompok, yaitu kelompok berpendapatan tinggi sampai menengah, dan negara-negara berpendapatan menengah ke bawah, seperti anggota barunya Myanmar dan Kamboja. Untuk yang terakhir, salah satu dampak AEC adalah, mereka harus mempercepat reformasi untuk menciptakan lingkungan yang lebih ramah terhadap pertumbuhan dan penciptaan lapangan kerja. Myanmar misalnya, akan dapat lebih mengintegrasikan dirinya dalam perekonomian regional dan global, sehingga tenaga kerjanya yang dapat dimanfaatkan lebih produktif. Untuk kelompok berpendapatan tinggi, AEC akan memungkinkan aliran bebas barang, jasa, dan investasi, serta aliran modal yang lebih bebas lagi. Selain itu, investor punya jangkauan pasar yang lebih besar lagi.

Asia tetap akan menjadi motor utama pertumbuhan global pada 2015-2016?

Ya, betul. Keluar dari jurang krisis keuangan global pada tahun 2009, Asia akan menyumbang 2,3 persen pertumbuhan GDP global - artinya hampir 60 persen dari 4,0 persen pertumbuhan global per tahun.

Ada delapan negara di wilayah Asia yang mencatat pertumbuhan di atas 7,0 persen. Tapi naiknya harga minyak bisa jadi batu sandungan.

*Shang-Jin Wei adalah direktur ekonomi di Bank Pembangunan Asia (Asian Development Bank, ADB) yang berpusat di Manila, Filipina. Wawacara untuk DW oleh Gabriel Domínguez