1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

AS Akui Sempat Remehkan ISIS

29 September 2014

Presiden Barack Obama mengakui bahwa Amerika telah meremehkan ancaman Islamic State di Suriah, seiring langkah mereka menggencarkan serangan atas ladang minyak yang menjadi sumber pendanaan kelompok tersebut.

https://p.dw.com/p/1DMWO
Foto: Reuters/U.S. Air Force/Senior Airman Matthew Bruch

Akhir pekan lalu, pesawat-pesawat sekutu menghantam gerbang utama, sebagai peringatan jelas kepada para militant Islamic State atau ISIS untuk meninggalkan tempat-tempat yang selama ini mereka kuasai.

“Koalisi internasional untuk pertama kalinya menyerang pintu masuk ke pabrik gas utama Coneco. Itu berada di bawah kendali ISIS, dan merupakan yang terbesar di Suriah,” kata Rami Abdel Rahman Syrian Observatory for Human Rights.

Sampai hari Minggu, berbagai serangan menyasar basis-basis para jihadi dan kilang minyak yang dipergunakan para militant, dalam upaya melemahkan salah satu sumber pembiayaan kelompok tersebut.

Kepada CBS Presiden Obama mengatakan bekas para militan Al-Qaeda yang terusir dari Irak oleh pasukan AS dan Irak berkumpul di Suriah dan membentuk kelompok berbahaya baru Islamic State atau ISIS.

“Saya pikir pimpinan komunitas intelijen kami, Jim Clapper, telah mengakui bahwa mereka telah meremehkan apa yang kini terjadi di Suriah,” kata Obama, mengacu kepada direktur intelijen nasional.

Ketika ditanya apakah Washington telah terlalu berlebihan dalam menilai kemampuan atau kemauan militer Irak yang dilatih AS untuk memerangi para jihadis, Obama mengatakan: ”itu benar. Itu sangat benar…”

Pesawat koalisi yang dipimpin AS menggempur lokasi minyak di Suriah yang selama ini menjadi sumber dana ISIS, bersamaan dengan peringatan Al-Qaeda cabang Suriah bahwa masyarakat di Eropa dan AS akan membayar harga atas serangan yang mereka lakukan terhadap para militan.

Dalam pidato pertama menanggapi serangan udara di Suriah, kepala Al-Qaeda yang berafiliasi di sana, Al-Nusra Front, menyampaikan peringatan.

“Pare pemimpin anda tidak akan sendirian membayar harga perang ini, anda akan membayar harga yang lebih mahal,” kata Abu Mohammad al-Jolani mengatakan dalam pesan di internet, menyampaikan pesa kepada ”rakyat Amerika dan Eropa”.

Kegagalan untuk menghentikan serangan udara ini ”akan mentransfer perang ke rumah anda“, kata dia.

ab/rn (afp,rtr,ap)