1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Arab Saudi Bermain Api di Yaman

Rainer Sollich (as)28 Maret 2015

Operasi militer Arab Saudi beserta koalisinya di Yaman menjadi sebuah petualangan berbahaya yang tidak diketahui dampaknya. Pecundang dalam perang saudara itu adalah rakyat Yaman. Komentar Rainer Sollich.

https://p.dw.com/p/1EyQU
Saudi-Arabien Kämpfe mit Huthi Rebellen an der Grenze zu Jemen
Foto: imago/Xinhua

Arab Saudi dari perspektifnya sendiri ibarat menginjak rem darurat bagi Yaman. Menimbang gerak maju pemberontak Syiah Huthi yang mampu merebut ibukota Sanaa dan hampir seluruh bagian selatan negara tetangga itu, Riyadh bersama koalisinya kini berbicara dengan senjata. Pesawat tempur Arab dan koalisinya membomi posisi Huthi. Invasi darat hanya tunggu waktu.

Target resmi operasi "Decisive Strorm" adalah merehablitasi jabatan Presiden Abed Rabbo Mansur Hadi dan kembali menciptakan keamanan dan stabilitas di Yaman. Target pertama mungkin bisa sukses. Tapi target kedua diyakini akan gagal. Keamanan dan stabilitas di Yaman yang miskin dan terus dirundung konflik, tidak bisa dipaksakan dengan kekerasan militer.

Deutsche Welle Rainer Sollich Arabische Redaktion
Rainer Sollich redaksi Arab DWFoto: DW/P. Henriksen

Namun operasi militer yang didukung Mesir, Yordania, Qatar, Uni Emirat Arab, Maroko dan bahkan Pakistan itu jelas terlihat merupakan demonstrasi kekuatan kaum Sunni. Bukannya aksi solidaritas terhadap rakyat Yaman. Operasi militer ini merupakan bagian dari sebuah skenarion besar yang juga dimainkan di Suriah, Irak dan Libanon. Yakni mendesak pengaruh Syiah Iran dari kawasan. Dari perspektif Arab Saudi, ekspansi militer Huthi di Yaman merupakan peningkatan ancaman.

Sejauh ini Iran belum terlihat memainkan peranan aktif di Yaman. Teheran melihat, kekuatan militer lawan terlalu besar. Juga risiko menyebarnya konflik di kawasan tidak bisa diramalkan. Tapi, permainan ini tetap berbahaya, karena Iran bisa memanfaatkan cara lain untuk memeprkuat pengaruhnya.

Teheran bisa secara diam-diam memberikan dukungan senjata dan pakar militer kepada pemberontak Huthi di Yaman. Selain ini, Iran bisa memprovokasi kaum Syiah di negara Sunni seperti Arab Saudi untuk melakukan pembangkangan. Atau Iran juga makin mengobarkan konflik sektarian di Irak dan Suriah.

Rezim di Teheran seperti juga penguasa di Riyadh tidak bertindak atas nama solidaritas atau hak kaum minoritas. Melainkan demi memperluas pengaruh dan kekuasaan di kawasan. Tidak mengherankan jika negara-negara Sunni di kawasan Timur Tengah sama cemasnya dengan Israel mencermati program atom Iran.

Teheran dan aliansinya seperti gerakan Hisbollah di Libanon sudah memperingatkan konsekuensi aksi militer bagi seluruh kawasan Timur Tengah. Walau aksi itu mungkin sekedar gertak belaka, tapi bisa memicu eskalasi situasi yang sudah tegang dalam perang sektarian di kawasan itu. Dengan eskalasi berikutnya, yang akan diuntungkan adalah kekuatan radikal seperti Al Qaida atau Islamic State serta kaum Syiah garis keras.

Yang sudah pasti jadi pecundang adalah rakyat di Yaman, yang harus memikul beban berat dari sebuah perang yang digelar pihak ketiga di negara mereka.