1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

040311 Inside Europe Germany Tattoos

31 Maret 2011

Satu di antara 5 orang Jerman di bawah usia 35 tahun memiliki tato. Tapi para penyandang tato tidak tahu apakah tintanya beracun?

https://p.dw.com/p/10lZC
Foto: AP

Dulu di Jerman, tato hanya ditemukan pada orang-orang yang ingin tampak galak, atau mungkin tampak gagah. Kaum pelaut, tentara, penggemar moge atau motor gede dan ya, juga kaum preman.

Tapi kini, tato semakin populer di antara muda-mudi Jerman dan bahkan dianggap sebagai karya seni milik pribadi.

Tätowierer bei der Arbeit
Foto: Cinnamon Nippard

Di Karlsruhe ada salon tato yang namanya lumayan sangar "Hell Yeah". Viktor adalah pemiliknya. Ia juga artis tato dan tengah mewarnai gambar anjing pit bull di lengan seorang pelanggan. Viktor menjelaskan apa itu tinta yang bagus untuk mewarnai tato.

Dijelaskannya, "Pigmen warnanya harus halus sekali supaya bisa digoreskan masuk ke kulit dengan baik. dan banyak warna yang ketahuan bagus-jeleknya, kalau luka bekas goresannya sudah sembuh dan tatonya kering…"

Mesin listrik yang digunakan Viktor bunyinya seperti mesin bor di dokter gigi. Tapi mesin tato ini lebih seperti jarum suntik. Jarumnya digerakkan naik dan turun sesuai gambar dan menggores sekitar 1 militer ke dalam kulit. Lalu dari tabung kecil mengalir tinta yang keluar pada ujung jarum untuk mewarnai lapisan kulit di bawahnya. Lapisan kulit ini tak banyak berubah dan tato anjing pitbul itu tidak akan hilang seumur hidup.

Viktor gembira mengerjakannya, "Ini sesuatu yang istimewa… untuk selamanya, karena sebuah tato akan tergores di kulit untuk seumur hidup. Kan heboh sekali."

BdT Internationale Tattoo Convention Bogota
Foto: AP

Masalahnya, banyak pelanggan tato yang tidak tahu bahwa mungkin ada bahan kimia beracun dalam tinta itu. Racun yang bahkan bisa menyebabkan penyakit kanker.

Eva Maria Katz, Direktur laboratorium untuk pemeriksaan bahan kimia di Karlsruhe bercerita, "Kami menganalisa banyak sekali kosmetika di sini, termasuk tinta untuk tato. Tahun 2010, kami mengetes sekitar 38 sampel tinta tato yang kami kumpulkan dari salon tato dan dari festival- festival tato. Kami fokuskan pada tinta berwarna merah, kuning dan oranye."

Hasil penelitiannya mengerikan. Sepertiga dari tinta yang dites mengandung bahan yang terlarang. Meski hampir separuhnya pewarna lainnya mengandung bahan yang tidak terlarang, tapi seharusnya bahan itu tidak dipakai untuk manusia.

Katz melanjutnya penjelasannya, "Ada bahan kimia yang tidak terlarang, tapi seharusnya tidak digunakan untuk manusia. Biasanya ini produk seperti cat tembok atau cat mobil. Dan masalahnya, kita tidak tahu apa dampak bahan-bahan itu apabila disuntikkan ke dalam kulit manusia."

Jerman adalah salah satu negara yang meregulasi tinta untuk tato. Tapi menurut Katz, itu tak cukup. Ungkapnya, "Masih banyak yang belum diregulasi. Kami belum punya daftar positif dengan nama bahan kimia yang sudah dites dan terbukti aman. Parlemen punya daftar negatif, dengan bahan apa-apa saja yang terlarang. Masalahnya, orang-orang jadinya bisa menggunakan apa saja, selama tidak mengetahui dampaknya."

Themenbild Tattoo Rücken
Foto: picture-alliance / dpa

Di salon tato, ratusan botol berisi tinta warna-warni berderet di rak dekat tembok. Pada setiap botol tertera nama produsen, tanggal kadaluwarsa dan daftar campuran bahan kimianya, memenuhi peraturan tato di Jerman.

Bagi Viktor, hal ini penting untuk menjaga reputasinya. Diterangkannya, "Tentu saja ini mahal. Aku bisa beli cat pewarna yang murah. Tapi harga bukan masalah dan saya ingin bekerja secara profesional."

Para pelanggannya meyakini ketelitian Viktor. Seorang lelaki mengatakan, "Ah saya sih, percaya sama viktor . Dia tahu kwalitas tinta yang dia gunakan. Jadi saya tidak usih pusing soal itu". Pelanggan perempuan yang menunggu gilirannya, turut menimpali. "Tidak, saya belum pernah memikirkan itu. Saya hanya mau ditato sama orang yang punya nama baik, dan berasumsi mereka tidak menggunakan tinta tato yang beracun."

Masalahnya, begitu banyak jenis bahan kimia yang bisa dipakai oleh produsen, sehingga meski teliti, arti tato seperti Viktor kesulitan untuk memastikan bahwa tak ada campuran berbahaya dalam tinta tato itu.

Kate Hairsinne / Edith Koesoemawiria
Editor : Hendra Pasuhuk