1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Apakah Kandungan Sisa Obat di Perairan Merusak Lingkungan?

Jennifer Fraczek12 Desember 2012

Sungai, danau dan air tanah tercemar logam berat dan pestisida. Aktivis lingkungan juga khawatir dampak unsur lain seperti sisa obat-obatan.

https://p.dw.com/p/170V9
Foto: picture-alliance/ZB

Di perairan umum Jerman ditemukan sisa unsur aktif obat-obatan seperti antibiotika, pereda rasa sakit, penurun tekanan darah atau pil KB dalam kadar yang meresahkan.

Pencemaran ini juga terjadi pada sumber air minum. Namun, kadarnya sedemikian rendahnya sehingga tidak membahayakan manusia. Tetapi bagi dunia hewan dan tumbuhan di sungai dan danau efek sampingnya akan terasa.

Masalah ini sudah dikenal di Jerman sejak tahun 1990an. Seorang peneliti di Berlin ketika itu mengambil sampel air dan secara tidak sengaja menemukan jejak unsur aktif obat Clofibrin. Kemudian dinas lingkungan Jerman (UBA) menugaskan penyelidikan yang hasilnya dipublikasikan tahun 2010. "156 zat pencemaran ditemukan", ujar Claudia Thierbach dari UBA.

Pengaruhi fauna perairan

Kadar beberapa jenis unsur pencemar cukup tinggi. Bahkan ada yang lebih dari satu Mikrogram per liternya. Thierbach menambahkan, cemaran hormon yang ditemukan lebih sedikit tapi dampaknya lebih parah.

Regenbogenforelle
Sisa hormon pengaruhi perkembangbiakan ikanFoto: picture alliance/WILDLIFE

Dampak kandungan hormon di perairan khususnya terlihat pada ikan. Jenis kelamin ikan tidak ditentukan sejak lahir, tapi berkembang seiring perjalanan waktu.

"Di perairan bebas diamati, bahwa dampak cemaran sisa hormon menyebabkan lebih banyak ikan betina dibandingkan yang jantan", kata Thierbach. Pada tanaman, gangguan pertumbuhan diakibatkan oleh obat bagi hewan, khususnya antibiotika. Di akhir rantai makanan, cemaran antibiotika dari tanaman juga bisa masuk ke sumber air minum.

Penggunaan obat tidak rasional

Dipertanyakan, siapa yang bertanggung jawab untuk permasalahan ini. Bagi perwakilan ikatan perlindungan lingkungan Jerman (BUND), Sebastian Schönauer, pihak industri farmasi dan politik yang bersalah. "Obat baru boleh diberi ijin untuk dipasarkan jika dijamin tidak akan mencemari perairan."

Sebastian Schönauer
Sebastian Schönauer menuntut pertanggungjawaban politikFoto: Bund Naturschuz

Schönauer berharap sistem pengembalian obat-obatan yang dihapuskan akan diberlakukan kembali. "60 hingga 70 persen obat-obatan akan dibuang. Dan biasanya di buang ke WC karena tidak ada kewajiban dari produsen untuk menerima kembali sisa obat."

Ia menambahkan, jumlah obat yang diberikan kepada pasien terlalu banyak dan tidak diperlukan. Schönauer menyimpulkan, secara umum pemberian obat-obatan sejauh ini tidak rasional

Claudia Thierbach dari UBA berpendapat, penambahan proses pembersihan pada instalasi penyaringan air bisa membantu masalah tersebut. "Ada tahapan pembersihan yang bisa menyaring obat-obatan atau sisa kandungan zat yang berbahaya."

Komisi Eropa akan turun tangan

Zat kimia di perairan umum juga menjadi topik bahasan di Komisi Eropa. Sejauh ini ada daftar 33 zat yang diawasi oleh Uni Eropa. Mulai awal tahun depan akan diusulkan 15 zat tambahan ke dalam daftar. Untuk pertama kalinya juga termasuk obat-obatan.

Kläranlage Stavenhagen
Apakah solusinya pada instalasi penyaringan air?Foto: dpa

Namun, usulan Komisi Eropa ditanggapi secara skeptis oleh Thierbach dan Schönauer. Pada dasarnya Schönauer menyambut usulan tersebut, tapi khawatir pelaksanaannya akan terhenti di sektor pengelolaan limbah air.

Thierbach menambahkan: "Saya khawatir, suatu saat obat akan dilarang karena berbahaya bagi lingkungan." Padahal masalahnya adalah, ada pencemaran unsur berbahaya di perairan, dan itu harus ditanggapi dengan tindakan. "Tapi bukan dengan cara melarang."