1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Annan Usulkan Pemerintahan Transisi di Suriah

28 Juni 2012

Dalam upaya mengakhiri secepatnya pertempuran di Suriah, utusan khusus PBB dan Liga Arab Kofi Annan mengusulkan dibentukan pemerintah transisi yang terdiri dari wakil pemerintahan dan oposisi.

https://p.dw.com/p/15N24
United Nations Arab League special envoy Kofi Annan speaks with the media after Security Council consultations at U.N. headquarters in New York in this June 7, 2012 file photo. Scarred by his failure to stop Rwanda's genocide nearly two decades ago, Annan faces another bloody debacle on his watch as his mediation efforts founder in Syria. Steeped in a culture of seeking consensus even when it looks unlikely, the soft-spoken former U.N. secretary-general is again at the point where his diplomatic efforts are being overtaken by mass killings rather than being seen as a step to peace. To match Analysis SYRIA-CRISIS/ANNAN REUTERS/Allison Joyce/Files (UNITED STATES - Tags: POLITICS)
Kofi AnnanFoto: Reuters

Rencana utusan khusus PBB dan Liga Arab Kofi Annan, mendapat dukungan dari lima anggota tetap Dewan Keamanan PBB. Demikian keterangan diplomat PBB Rabu (27/06). Usulan pembentukan pemerintahan transisi di Suriah tersebut, akan dibicarakan secara rinci dalam pertemuan internasional "kelompok aksi untuk Suriah", yang dijadwalkan berlangsung Sabtu (29/06) di Jenewa Swiss.

Menurut keterangan dari para diplomat, pemerintahan transisi baru itu akan terdiri dari pendukung Presiden Bashar al-Assad dan wakil-wakil oposisi. Tapi yang tidak memiliki peluang untuk duduk dalam pemerintahan transisi itu, berdasarkan usulan Annan adalah semua pihak "yang keberadaannya dapat mengganggu pemerintahan transisi, mengancam kompetensi pemerintahan atau mencoba menghentikan upaya perdamaian."

Berdasarkan keterangan seorang diplomat PBB ini dapat berarti bahwa Assad tapi juga sejumlah wakil oposisi tidak boleh berada di dalam pemerintahan baru.            

Lebih lanjut dari lingkungan diplomat disebutkan, Annan sudah mengirimkan kerangka untuk transisi di Suriah kepada semua peserta konferensi di Jenewa. Termasuk diantaranya para menteri luar negeri negara pemegang hak veto di PBB, yakni Rusia, Cina, Amerika Serikat, Inggris dan Perancis. Selain itu wakil dari negara-negara Arab, Turki dan Sekjen PBB Ban Ki Moon.

Sebaliknya yang tidak mendapat kiriman usulan tersebut adalah Iran yang dikenal sebagai mitra erat pimpinan Suriah dan Arab Saudi, yang mendukung oposisi Suriah. Namun juru bicara PBB Martin Nesirky mengumumkan, bahwa Annan memberikan informasi kepada Iran mengenai pembicaraan tersebut. Dengan demikian Annan ingin menjamin, bahwa Iran tetap ikut terlibat dalam pencarian solusi konflik Suriah. Keterlibatan Iran dalam hal ini, terutama ditentang oleh Amerika Serikat 

DK/afp/rtr