1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Angkat Koper dan Pindah Negara

Stephani Höppner15 September 2013

Penelitian baru PBB menyebutkan, 232 juta manusia di dunia telah bermigrasi. Dibandingkan dua puluh tahun silam, jumlahnya bertambah 80 juta manusia. Dan kini, 74% migran internasional ini berusia antara 20-64 tahun.

https://p.dw.com/p/19hMl
Foto: picture-alliance/dpa

Kamu berasal dari mana? Bagi semakin banyak orang, pertanyaan ini tak mudah dijawab. Pasalnya saat ini, banyak sekali lelaki, perempuan dan anak-anak yang menetap di negara asing. Lingkungan, bahasa dan pekerjaan, ini yang menentukan tujuan migrasi.

Migrasi Semakin Populer

Bukan semata jumlah aktual migran yang bertambah. Secara prosentualpun jumlahnya naik. Tahun 1990, sekitar 2,9% penduduk bumi bermigrasi, kini 3,2%.

Dubai Arbeit Nural
Bekerja di DubaiFoto: DW/M. da Conceição

Beberapa pakar menilai angka-angka ini kurang berdasar. Pasalnya, banyak negara di belahan selatan bumi tidak memiliki sistim pendataan yang akurat. Begitu ungkap Jochen Oltmer dari Institut penelitian migrasi dan studi interkultural di Universitas Osnabrück.

Kepada DW dijelaskannya, PBB hanya mendata migran yang lahir di negara yang berbeda dari tanah kelahiran orangtuanya. "Akibatnya hanya sebagian kecil dari dinamika pergerakan penduduk bumi yang terlihat. Padahal perpindahan itu bisa kemana-mana dan kapan saja.“

74% migran internasional berusia antara 20 hingga 64 tahun. Terutama orang muda kini, tidak ingin menetap di satu tempat saja. „Seseorang bisa pergi untuk beberapa tahun lalu pulang, kemudian pindah ke tempat lain dan kembali pulang. Biasanya bagi PBB, ini tidak masuk kategori bermigrasi." PBB butuh empat tahun untuk menyusun penelitian migrasi ini. Data didapatkan dari sensus-sensus nasional, yang sebagian sudah lama kadaluwarsa.

Wakil Sekjen untuk urusan ekonomi dan sosial PBB, Wu Hongbo, menekankan dampak positif migrasi terhadap pembangunan. Diterangkannya, „migrasi membuka wawasan pelakunya dan sangat krusial untuk membuka akses baru dan mengurangi kemiskinan.”

Grenzzaun Mexiko USA
Perbatasan Meksiko- ASFoto: dpa

Amerika Serikat masih merupakan destinasi terpopuler. Di sana hidup sekitar 46 juta migran, termasuk yang mengikuti program “satu juta migran setiap tahun” yang pertama diluncurkan tahun 1990. Arab Saudi berada di peringkat dua.

Komunitas Pendukung

Eropa dan Asia merupakan benua yang memiliki populasi migran terbesar. Perbedaan antara keduanya tipis. Tercatat pada tahun 2013, ada sekitar 72 juta migran internasional yang tinggal di Eropa. Sedangkan di Asia hidup sekitar 71 juta migran.

Booming minyak yang mendorong pembangunan di Timur Tengah, menyebabkan pergerakan besar dari negara-negara Asia Tenggara menuju kawasan itu.

Sementara di Jerman, mayoritas imigran memiliki latar belakang Eropa. Menurut Oltmer ini disebabkan oleh biaya yang terkait dengan migrasi. Selain biaya perjalanan, hidup dan tempat tinggal diperlukan juga komunitas atau jaringan pertemanan yang mendukung kehidupan sosial di negara baru itu.

Infografik Zuzüge nach Deutschland nach Herkunftsländern
Grafik migran di Jerman, mayoritas berlatar Eropa

Karenanya menurut Oltmer, pergerakan migrasi lebih kuat antar negara-negara utara saja, atau antar negara-negara selatan saja, daripada antara negara-negara selatan dengan utara atau sebaliknya.

Migran Baik, Migran Buruk

Di samping alasan tadi, undang-undang imigrasi di banyak negara Eropa terlalu kaku dan menyulitkan jalan menuju integrasi. Menurut peneliti migrasi Philip Anderson, banyak potensi yang terbuang akibat hal itu. Kritiknya, „Politik migrasi Jerman sangat membedakanantara apa yang dianggap “migran baik“ dengan “migran buruk”.

„Pengungsi kurang disambut“, ungkapnya kepada DW. Karenanya Anderson menuntut, agar pengungsi secepatnya bisa mengkualifikasikan diri, terutama di dalam bidang atau profesi yang sudah dimilikinya. „Jerman membutuhkan keahlian mereka, karenanya diperlukan proses yang lebih mudah untuk bisa menerobos lapangan kerja."