1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Ancaman Kantung Plastik Belanja

7 Juni 2011

Setiap tahunnya, warga Uni Eropa, menggunakan rata-rata 500 kantung plastik. Kebanyakan dari mereka menggunakan kantung plastik hanya sekali pakai.

https://p.dw.com/p/11VrU
Foto: DW

Kerusakan lingkungan akibat tingginya konsumsi kantung plastik itu menurut Komisaris Lingkungan Hidup Uni Eropa Janez Potocnic, tidak dapat diterima.

Perlukah Kantung Plastik Belanja?

"Jumlah belanja 11 euro, Anda perlu kantung plastik belanja?" , demikian pertanyaan yang selalu dilontarkan kasir supermarket kepada pelanggannya. Kadang mereka bertanya kepada konsumennya, tetapi terkadang tanpa menanyakan, mereka langsung mencemplungkan barang belanjaan yang dibeli oleh pelanggannya ke dalam kantung plastik. Sejumlah kantung plastik itu kemudian segera dibuang ke tong, tapi sebagian besarnya mencemari lingkungan. Hal itulah yang ingin dihindarkan oleh Komisaris Lingkungan Hidup Uni Eropa Janez Potocnic, bahkan jika diperlukan harus dengan larangan keras. Namun apakah larangan itu akan berhasil?

Pengenaan Pajak Maupun Larangan Pemakaian

Menurut Badan Perlindungan Lingkungan dan Alam Jerman, sekitar 25 persen negara-negara di dunia telah melarang penggunaan kantung plastik maupun mengenakan pajak atas penggunaanya. Beberapa negara-negara di Afrika, Australia dan India melarangnya. Negara-negara seperti Belgia maupun di Irlandia mengenakan pajak atau biaya atas penggunaannya. Negara-negara itu ingin agar dengan itu pencemaran lingkungan dapat dihindari.

Plastiktüten Verbot Heribert Wefers vom BUND
Heribert Wefers dari Badan Perlindungan Lingkungan dan Alam Jerman BUNDFoto: BUND

Di kawasan Laut Tengah terutama, begitu banyak kantung-kantung plastik, di daratan dan terutama di laut. Partikel kecil plastik di laut menurut Heribet Wefers dari Badan Konservasi Lingkungan dan Alam Jerman, berbahaya: „Yang berbahaya bukan hanya hamparan limbah raksasa, melainkan terutama partikel-partikel plastik kecil. Itu yang membuat kami resah, karena volume partikel plastik kecil-kecil ini lebih tinggi daripada plankton yang ada di sana. Itu artinya, ikan-ikan akan mengkonsumsinya. Di perut mereka, akan lebih banyak terisi plastik ketimbang plankton. Dan itu amat berbahaya, kelaparan dengan perut penuh plastik.“

Ikan dan Burung Ikut Jadi Korban

Tak hanya ikan, burung-burung laut pun punya masalah dengan plastik. Mereka dapat terjerat dalam kantung plastik dan tercekik. Selain itu, dalam produksi kantung plastik banyak digunakan sumber daya berharga, ujar Stephan Gabriel Haufe dari Jawatan Lingkungan Hidup Jerman: „Kantung plastik dibuat dari minyak bumi, dimana bahan baku akan habis entah kapan tak ada lagi. Itu berarti, jika kita dapat menghemat kantung plastik, kita juga menghemat sumber daya alam. Bila kita melestarikan sumber daya yang ada, maka sumber daya itu akan berkelanjutan.“

Plastiktüten am Strand
Sampah plastik berserakanFoto: AP

Berbagai Alternatif

Di Jerman, penggunaan plastik hanya separuh dari penggunaan plastik orang Australia. Jerman juga memiliki sistem daur ulang yang baik. Di negara-negara lain, Irlandia misalnya, harga plastik dimahalkan untuk meredam penggunaannya, kata Heribert Wefers: „Di Irlandia, lewat pengenaan pajak maka terjadi penurunan pemakaian kantung plastic hingga 90 persen. Jadi dapat dikatakan, pembatasan lewat pelarangan dan pajak cukup berhasil.”

Pelarangan akan berhasil bila ada alternatifnya. Di Italia misalnya, melarang kantung plastik dan menggantinya dengan kantung plastik biologis. Namun menurut Jerman, kantung plastik itu tidak benar-benar ekologis. Butuh sekitar 100 tahun untuk dapat hancur. Namun Jawatan Lingkungan Jerman pun memandang skeptis. Alternatifnya kantung kain, kata Stephan Gabriel Haufe:

„Tas katun atau rami, misalnya dapat digunakan berulang kali. Hal ini cukup jelas itu material biologis. Kalau kantung kertas tak benar-benar biologis, karena mengandung stabilisator. Ada bahan-bahan kimia yang membuat kertas untuk dapat tetap stabil. Jadi kantung kertas pun bukan alternatif. Yang menjadi alternatif adalah kantung rami atau kantung kain katun.“

Marco Müller/Ayu Purwaningsih

Editor : Agus Setiawan