1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Al Qaeda Akui Jihad di Suriah

9 April 2013

Al Qaeda Irak mengakui untuk pertama kalinya bahwa Front Al-Nusra, kelompok jihadi yang ikut memerangi rejim Bashar al-Assad adalah bagian dari jaringan kelompok itu yang berjuang menegakkan negara Islam Suriah.

https://p.dw.com/p/18CHC
Foto: DW/A. Stahl

Pengakuan itu disampaikan pemimpin front Al Qaeda di Irak Abu Bakr al-Baghdadi, melalui sebuah rekaman pesan yang diposting di berbagai forum jihad dan sekaligus memastikan kecurigaan yang selama ini meluas mengenai kaitan diantara kedua kelompok tersebut.

“Ini saatnya menyatakan kepada Levant (nama lama untuk wilayah Libanon, Israel dan Suriah-red) dan dunia bahwa Front Al-Nusra adalah cabang dari Negara Islam Irak,” kata Baghdadi dalam pesan tersebut.


Negara Islam

Kelompok itu menyerukan dan ingin menggabungkan ide Negara Islam di Irak dan wilayah Levant.

Kelompok di Baghdad itu menyatakan bahwa kelompoknya akan beraliansi dengan berbagai kelompok lain “dengan syarat bahwa negara dan rakyat yang bersangkutan bersedia berada di bawah pemerintahan sebagaimana diatur oleh Allah“.

Front Al-Nusra membangun reputasi buruk atas berbagai aksi bom bunuh diri di Suriah dan telah berkembang menjadi kekuatan tempur yang tangguh dalam memimpin serangan di medan tempur seluruh negeri.

Kecurigaan bahwa organisasi ini berafiliasi kepada Al Qaeda di Irak membuat Front Al-Nusra diberi label organisasi teroris oleh Washington pada Desember tahun lalu.

Tujuan Jihad

Pada saat itu, Departemen Luar Negeri Amerika menggambarkan kelompok itu sebagai penyamaran baru Al Qaeda Irak, dan menyebutnya sebagai “upaya Al Qaeda Irak untuk membajak perjuangan rakyat Suriah untuk tujuan mereka sendiri”.

Menurut Amerika, kepala Al Qaeda di Irak mengontrol baik Al Qaeda Irak maupun Al-Nusra” dan melaporkan bahwa di berbagai forum internet yang dipergunakan para jihadi ada indikasi bahwa ratusan militant telah melakukan perjalanan dari Irak ke Suriah untuk memerangi rejim Assad.

Konflik Suriah kini memasuki tahun ketiga, dan dipercaya telah menyebabkan lebih dari 70 ribu orang tewas, sejak meletus pada Maret 2011.

AB/ HP (afp/rtr/dpa)