1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Aksi Protes Kembali Meluas di Turki

12 Maret 2014

Anak lelaki 15 tahun meninggal setelah koma sembilan bulan. Ia cidera dalam bentrokan dengan polisi. Berita itu menyulut aksi protes baru di Turki menentang Perdana Menteri Erdogan.

https://p.dw.com/p/1BOUO
Foto: Reuters

Ribuan orang menghadiri upacara pemakaman Berkin Elvan di Istanbul hari Rabu (12/03). Anak lelaki berusia 15 tahun itu tahun lalu cidera dan mengalami koma setelah terkena tabung gas air mata polisi, saat terjadi kerusuhan menentang pemerintah Juni tahun lalu.

Menurut cerita keluarganya, Berkin ketika itu berada di jalan untuk membeli roti. Saat itu tengah berlangsung aksi protes menentang Perdana Menteri Recep Tayyip Erdogan. Ia terkena tabung gas air mata di kepalanya dan dilarikan ke rumah sakit. Sejak itu, ia mengalami koma. Hari Selasa (11/03) anak lelaki itu dinyatakan meninggal.

Berita meninggalnya Berkin Elvan langsung tersebar cepat dan menyulut aksi protes baru di Istanbul dan kota-kota besar lain. Polisi dikerahkan untuk membubarkan massa yang marah. Aparat keamanan menghadapi massa dengan meriam air dan gas air mata. Kerusuhan sempat terjadi di 30 kota.

Marah kepada Erdogan

Menurut saksi mata, massa marah dan meneriakkan slogan-slogan anti Erdogan dan menyebutnya sebagai pembunuh. Media lokal memberitakan, polisi sempat menahan 150 orang. Puluhan orang cidera dalam bentrokan dengan polisi.

Ibu Berkin Elvan menuduh pemerintah bertanggung jawab atas kematian anaknya. Kalangan aktivis mengatakan, Berkin mungkin tidak meninggal jika mendapat perawatan yang lebih baik, namun pemerintah tidak memberi bantuan selayaknya.

Presiden Turki Abdullah Gul menyampaikan ucapan belasungkawa kepada pihak keluarga dan mengimbau agar aksi kekerasan dihentikan. Hal ini juga ia sampaikan kepada aparat keamanan, kata Gul.

Delapan korban tewas

Berkin Elvan menjadi korban tewas nomor delapan dalam bentrokan antara demonstran anti Erdogan dan aparat keamanan yang berlangsung selama pertengahan tahun lalu. Salah satu korban tewas adalah seorang anggota kepolisian. Seluruhnya ada 8000 orang yang menderita luka-luka.

Pemerintahan Erdogan mendapat tekanan setelah aksi demonstrasi meluas, yang berawal dari protes terhadap rencana pembongkaran Taman Gezi di Istanbul. Makin banyak massa kemudian turun ke jalan menuntut Erdogan untuk mundur.

Pemerintahan Erdogan juga menghadapi berbagai tuduhan korupsi. Beberapa menteri dari kabinetnya terpaksa mengundurkan diri Desember lalu karena terkait korupsi. Erdogan kemudian menuduh oposisi melakukan konspirasi untuk menumbangkan pemerintah. Ia memecat ratusan polisi dan jaksa yang mengusut kasus korupsi.

hp/rn (dpa, afp, rtr)