1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Air Algerie Jatuh Bukan Akibat Serangan

25 Juli 2014

Para penyelidik menyimpulkan Air Algerie yang terbang dengan 116 orang hancur berkeping saat menyentuh tanah, demikian pernyataan pejabat Prancis, membantah kemungkinan pesawat itu menjadi korban serangan.

https://p.dw.com/p/1CijV
Foto: Reuters

“Pesawat itu hancur pada saat jatuh (ke tanah),” kata Menteri Dalam Negeri Bernard Cazeneuve. 51 penumpang yang ada di dalam pesawat adalah warga Prancis yang hendak pulang ke negaranya setelah melakukan perjalanan di Afrika.

“Kami pikir pesawat itu jatuh karena alasan cuaca, meski tidak ada teori yang bisa dikecualikan saat ini,” tambah dia.

Secara terpisah, Menteri Transportasi Prancis Minister Frederic Cuvillier menyatakan bau menyengat bahan bakar pesawat di lokasi kejadian serta fakta bahwa puing-puing itu tersebar di daerah yang relatif kecil juga menambah keyakinan bahwa penyebab jatuh adalah cuaca, masalah teknis atau gabungan keduanya.

Pesawat itu Al Algerie jatuh hari Kamis di tengah hujan badai.

Jenderal Gilbert Diendere, seorang pembantu dekat Presiden Burkina Faso Blaise Compaore yang memimpin komite krisis terkait kasus ini mengatakan penduduk menemukan reruntuhan pesawat dan mayat, sekitar 50 kilometer dari perbatasan Burkina Faso di dekat desa Boulikessi, Mali.

“Mereka menemukan mayat manusia dan reruntuhan pesawat yang terbakar total dan tersebar,” kata dia.

Sebelum kehilangan kontak, pilot sempat mengirimkan pesan terakhir meminta ijin menara pengawas udara Niger untuk mengubah rute karena hujan lebat, demikian pernyataan Menteri Transportasi Burkina Faso Jean Bertin Ouedraogo.

Jatuhnya Air Algerie ini adalah rangkaian tragedi ketiga dalam rentang waktu sepekan di dunia pernerbangan.

Rabu malam lalu sebuah pesawat Taiwan jatuh akibat angin topan di sebuah pulau kecil yang menewaskan 48 orang. ATR-72 yang dioperasikan TransAsia Airways Taiwan membawa 58 penumpang dan kru ketika jatuh dan menabrak sebuah rumah di pulau Penghu, Selat Taiwan antara Taiwan dengan Tiongkok Rabu malam.

Jumat pekan lalu, Malaysia Airlines dengan nomor penerbangan MH17 jatuh dan menewaskan seluruh 298 penumpang dan kru yang ada di dalamnya. Diduga kuat pesawat itu ditembak oleh rudal darat udara, oleh kelompok separatis Ukraina yang pro-Rusia. Hingga kini penyelidikan kasus ini masih berlanjut.

ab/hp (afp,ap,rtr)