1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

30 Tahun Partai Hijau

Birgit Görtz6 Maret 2013

Gerakan Hijau "Die Grünen" memasuki peta partai politik dan budaya politik Jerman. 30 tahun lalu Partai Hijau memasuki parlemen Jerman Bundestag untuk pertama kalinya.

https://p.dw.com/p/17qr4
ARCHIV - Grüne Luftballons wehen am Berliner Postbahnhof am Rande der Wahlparty der Grünen (Foto vom 27.09.2009). Die Berliner Grünen surfen derzeit nicht nur auf einer stetig ansteigenden Umfragewelle nach oben - sie verbuchen auch einen Mitgliederrekord. Am Vortag konnte die Partei das 4514. Berliner Mitglied begrüßen, wie die Grünen am Freitag (22.10.2010) mitteilten. Foto: Jochen Lübke dpa/lbn (zu lbn 4173 vom 22.10.2010) +++(c) dpa - Report+++
Simbol gambar Partai HijauFoto: picture alliance / dpa

Marieluise Beck memakai pulover ungu muda yang dirajut sendiri. Ia salah satu dari 28 anggota baru parlemen yang terpilih 6 Maret 1983 dari Partai Hijau. "Saya sendiri pun itu hampir tak bisa mempercayainya. Kenyataannya bagi politik di Bonn sungguh suatu syok," kenang Marieluise Beck.

Kala itu die Grünen atau Partai Hijau baru dibentuk tiga tahun sebelumnya, pada masa ketika ratusan ribu warga Jerman Barat turun ke jalan memprotes penempatan rudal jarak menengah Amerika Serikat, karena khawatir eskalasi berikutnya persaingan senjata nuklir. Dengan latar belakang ini, Januari 1980, aktivis lingkungan, perdamaian dan hak asasi manusia bergabung. Mereka menilai dirinya "ekologis, berbasis demokrasi, sosial, tanpa kekerasan", sebagai partai Anti-Partai, demikian istilah yang dilontarkan oleh pemikir awalnya Petra Kelly. Selanjutnya Partai Hijau tidak banyak dikenal sebagai partai, melainkan suatu gerakan.

Marieluise Beck-Oberdorf, eine Sprecherin der Grünen, gratuliert Helmut Kohl nach dessen Wahl zum Bundeskanzler am 29.03.1983 im Deutschen Bundestag in Bonn. Im Vordergrund Theo Waigel (CSU). Foto: Heinrich Sanden +++(c) dpa - Report+++
Marieluise Beck-Oberdorf dan Helmut KohlFoto: picture-alliance/dpa

Pertengahan 1990-an die Grünen menjadi dewasa. Tahun 1998 bersama dengan Partai sosial demokrat SPD, die Grünen untuk pertama kalinya duduk di pemerintahan. Joschka Fischer menjadi menteri luar negeri dan wakil kanselir. Batu ujian kemampuan pemerintahan dan politis Partai Hijau adalah pemungutan suara 1999 di Bundestag tentang keterlibatan militer Jerman di Kosovo dan tahun 2000 mengenai kesepakatan ekonomi energi untuk keluar bertahap dari energi atom sampai 2021.

2005 koalisi SPD - Partai Hijau berakhir. Partai Hijau duduk di bangku oposisi. Dan ketika tak lama sesudahnya Joschka Fischer mundur dari panggung politik, banyak yang meramalkan umur partai itu sudah hampir berakhir.

Bobot Politis Baru Partai Hijau

Tapi personilnya cukup kuat untuk mampu menanggung hilangnya Fischer. Di negara bagian Baden-Württemberg, Partai Hijau untuk pertama kalinya berhasil menempatkan Perdana Menteri Winfried Kretschamann. Partai ini menjadi mitra koalisi potensial baik bagi CDU/CSU maupun SPD. Dalam jajak pendapat aktual, Partai Hijau meraih hasil terbaiknya.

Koalitionsvertrag perfekt: KOALITIONSVERTRAG zwischen SPD und Buendnis 90/Die Gruenen unterzeichnet, hier hier Bundeskanzler Gerhard SCHROEDER und Aussenminister Joschka FISCHER, am 16.10.2002 in der Neuen Nationalgalerie in Berlin,
Perjanjian koalisi Merah Hijau SPD dan Partai HijauFoto: picture-alliance/dpa

Sejarah Partai Hijau adalah kisah sukses, kata Lothar Probst, pakar politik di Universitas Bremen. Mereka berhasil membedakan diri dari saingan-saingan politiknya. "Mereka adalah partai tengah, yang bagi pakar politik artinya, dengan hasil pemilu antara 10-20 persen." Dengan begitu mereka lebih unggul dari partai-partai kecil seperti Partai Kiri, FDP atau juga Partai Bajak Laut. Sampai akhir tahun, Partai Bajak Laut masih diprediksi dapat mengancam Partai Hijau. Namun sengketa internal menjerumuskan partai internet ini menuju marginalitasnya.

Salah satu kekuatan baru Partai Hijau adalah lingkup pemilihnya kini jauh lebih luas dibanding tahun-tahun awal. Mereka muncul dari kelas alternatif, dan meraih lapisan pemilih lebih luas hingga lapisan rakyat. Penyebabnya antara lain selain tema lingkungan, Partai Hijau juga membahas tema politik lain misalnya pendidikan, keadilan sosial, politik konsumen dan iklim. "Saya pikir itu menjadi sebagian kekuatannya," ujar Prof. Probst.

Der Gruenen Spitzenkandidat fuer die Bundestagswahl Juergen Trittin, links, die Gruene Parteivorsitzende Claudia Roth, rechts, und nehmen am Samstag, 5. September 2009, in Berlin, Grossdemonstration gegen Atomkraft teil. Saengerin Nina Hagen steht in der Mitte. (AP Photo/Maya Hitij) --- German Green Party top candidate Juergen Trittin, left, and Germany Green Party chairwoman Claudia Roth, right, attend a protest against nuclear power in Berlin, on Saturday, Sept. 5, 2009. German singer Nina Hagen stands in center. (AP Photo/Maya Hitij)
Pimpinan Partai Hijau masih aktif dalam demonstrasi anti atom (Berlin September 2009)Foto: AP

Tapi bila tema utama Partai Hijau, yaitu politik lingkungan, kini juga dibahas partai-partai saingannya, apakah Partai Hijau akan merosot? Lothar Probst membantahnya. "Ambil contoh perubahan energi. Ini baru berada di tahap awal, dan terlihat banyaknya masalah dan kontroversi yang ditimbulkan. Juga skandal di bidang industri bahan pangan. Juga tema ini yang membuat Partai Hijau relatif sukses di tahun-tahun belakangan."