1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

150 Tahun Perusahaan Bayer

Klaus Ulrich1 Agustus 2013

Produk paling terkenal Bayer adalah Aspirin. Perusahaan kimia dan farmasi Jerman ini merayakan 150 tahun pendiriannya. Berawal dari perusahaan kecil yang kemudian mendunia.

https://p.dw.com/p/19Hm4
Unter der größten Aspirin-Packung der Welt verbirgt sich die ehemalige Konzern-Zentrale, 1999.
Bayer AspirinFoto: Bayer AG

Sejarah Bayer dimulai dari sebuah pabrik kecil di distrik Barmen kota Wuppertal. Perusahaan itu didirikan 1 Agustus 1863 oleh Friedrich Bayer dan Johan Weskott. Bidang usahanya adalah bahan pewarna. Pelanggan utama ketika itu adalah tentara Jerman yang mewarnai baju seragamnya dengan bahan pewarna dari Bayer.

Untuk mendapat dana segar, perusahaan itu tahun 1883 dijadikan perusahaan publik dan menjual sahamnya. Sebagai perusahaan kimia yang menciptakan bahan pewarna, mereka perlu banyak tenaga ahli. Bayer merekrut lulusan kimia dari universitas-universtas Jerman. Jurusan studi kimia ketika itu adalah jurusan yang masih baru.

Hak Paten

"Dengan berlakunya hak paten di Jerman, posisi para ahli kimia makin kuat lagi", kata ahli sejarah ekonomi Werner Plumpe dari Universitas Frankfurt. Jerman ketika itu memberlakukan hak paten dengan ketat. Hanya prosedur yang benar-benar baru akan diberi hak paten. "Itu sebabnya, orang perlu ahli kimia yang benar-benar hebat. Kalau perlu mereka harus bisa menolak permohonan paten dari perusahaan pesaing," ujar Plumpe.

Friedrich Bayer Quelle: Bayer
Pengusaha Friedrich BayerFoto: Bayer AG

Produk yang ditawarkan Bayer makin banyak. Selain bahan pewarna sintetik, perusahaan itu mulai memproduksi obat-obatan. Terobosan terbesar terjadi secara kebetulan. Ketika sedang memproduksi cat berwarna, ada banyak bahan sisa produksi. Para ahli kimia bereksperimen dengan bahan-bahan itu. Ternyata mereka menemukan bahan-bahan yang bisa meredam rasa sakit.

Produksi Aspirin, Pindah ke Leverkusen

"Aspirin sebenarnya adalah produk sampingan dari asam salisilat dalam pembuatan cat", jelas Werner Plumpe. Bayer mendaftarkan obat peredam sakit Aspirin ke kantor paten pada 6 Maret 1899. Tanpa disangka, obat itu kemudian menjadi produk terkenal di seluruh dunia.

Teilansicht Werk Leverkusen. Links am Rheinufer der Bahnhof der Kleinbahn. Bildautor: Bayer AG Bild Verwertung: Nutzung mit Quellenvermerk für redaktionelle Beiträge über den Bayerkonzern gestattet. Die kommerzielle Weitergabe an Dritte ist unzulässig Quelle: Bayer, http://www.news.bayer.de/baynews/baynews.nsf/id/Fotos-Medien-150-Jahre-Bayer?Open&s1=1
Kompleks Bayer di Leverkusen tahun 1900.Foto: Bayer AG

Karena produksinya makin banyak, Bayer butuh lokasi yang lebih luas untuk pabrik-pabrik barunya. Tahun 1895, Bayer membeli tanah dan lokasi pabrik dari pengusaha Carl Leverkus. Lokasi luas di tepi sungai Rhein itu kemudian dibangun menjadi pusat produksi baru. Tahun 1912, perusahaan Bayer resmi pindah ke kota Leverkusen.

Perusahaan Global

Sebelum Perang Dunia I, Bayer sudah menjadi perusahaan internasional yang punya cabang dan anak perusahaan di banyak negara, termasuk di Brasil, Argentina, Cina, Jepang dan Amerika Serikat. Ketika itu, pegawainya sudah lebih 10.000 orang. Tahun 1925, Bayer bergabung dengan beberapa perusahaan kimia Jerman dan menjadi IG Farben.

Di masa kekuasaan Hitler, IG Farben punya sejarah kelam karena ikut memproduksi gas beracun. IG Farben bekerjasama dengan Nazi untuk mendapat keuntungan besar. Tahun 1944, IG Farben mempekerjakan lebih dari 4000 pekerja paksa di Leverkusen yang dikirim penguasa Nazi. Setelah kekalahan Jerman dalam Perang Dunia ke II, IG Farben dibubarkan. Para direkturnya diadili dalam Mahkamah Perang di Nürnberg.

Tahun 1951, perusahaan Bayer didirikan lagi dan mulai berkembang ke seluruh dunia. Bidang farmasi menjadi tulang punggung utama. Selain itu, Bayer juga memproduksi pupuk dan bahan-bahan pencegah hama. Produknya lainnya adalah bahan plastik unggulan yang digunakan dalam industri otomotif dan industri bangunan. Sekarang, Bayer punya 110.000 pegawai dan omsetnya mencapai 40 miliar Euro.